02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

215<br />

Amarta untuk minta bantuan para Pandawa guna mengusir pencuri<br />

yang ada di tamansari Dwarawati.<br />

Jejer Karajaan Amarta.<br />

Prabu Puntadewa beserta saudara-saudaranya sedang<br />

membicarakan tentang digagalkannya perkawinan ananda Angkawijaya<br />

yang mengakibatkan kemarahan Janaka dan mengusir Angkawijaya.<br />

Hingga kini tak ada yang mengetahui di mana tempat Raden<br />

Angkawijaya. Tidak lama kemudian datang Sri Kresna yang menjelaskan<br />

duduk perkara tentang digagalkanya perkawinan Angkawijaya<br />

dengan Siti Sendari bersumber pada Sri Baladewa.<br />

Atas kehendak Sri Kresna tidak usah diperpanjang perkara<br />

ini. Yang penting kini pencuri di tamansari Dwarawati harus diusir dulu.<br />

Sesudah itu baru perkawinan antara Angkawijaya dengan Siti<br />

Sendari dibicarakan lagi.<br />

Pencuri di tamansari Dwarawati tak bisa dikalahkan oleh siapapun.<br />

Tetapi setelah Arjuna yang maju, pencurinya tidak mau merubah<br />

wujudnya menjadi Arjuna, justru ia lari sambil berkata: “Kalau<br />

saya berani melawan Arjuna , saya akan berdosa.” Seketika itu pencuri<br />

tadi berwujud Jim pembayun, dan kembali ke tubuh Angkawijaya<br />

yang sedang bermesraan dengan Siti Sendari. Sri Baladewa dalam<br />

hal ini tidak berbuat banyak. Malahan menerima tanggung jawab mengusir<br />

orang Astina dan yang lainnya. Perkawinan Angkawijaya dengan<br />

Siti Sendari terlaksana dengan tenang damai meriah tanpa aral<br />

melintang.<br />

Perlu diketahui bahwa pakem di atas adalah pakem pakeliran<br />

Jawatimuran versi Mojokerta-an. Lakon tersebut dibawakan oleh<br />

Ki Dalang Cung Wartanu.<br />

Mengamati lakon rabi-rabian khusus dalam perkawinan keluarga<br />

orang-orang Pandawa, yang satu dengan yang lainnya terasa<br />

hanya satu bentuk. Dalam cerita Angkawijaya Krama dibanding dengan<br />

lakon Gathutkaca Krama dan dibanding lagi dengan lakon Parta<br />

Krama atau dibandingkan lagi dengan Irawan Rabi, dan juga lakon<br />

Antareja Krama, ini terasa hanya satu motif.<br />

Persamaan motif tersebut ada pada nama peraga tokoh<br />

utama yang telah menjadi nama judul lakon. Dan yang namanya peraga<br />

tokoh kedua berada pada kondisi yang diperebutkan oleh tokoh<br />

utama I dan ketiga. Bila tokoh ketiga terdiri lebih dari satu maka<br />

pentas wayang itu akan mengeluarkan wayang yang lebih banyak.<br />

Sedangkan jalan ceritanya hanya perebutan tokoh wanita. Siapa terkuat<br />

akan menikah dengan wanita cantik. Memang setiap cerita perkawinan<br />

pasti diwarnai dengan drama perebutan wanita cantik.<br />

Selanjutnya perlu diketahui bahwa cerita atau lakon rabi-rabian<br />

sebelum Pandawa sangat banyak modelnya, tetapi motifnya tetap,<br />

yaitu drama berebut wanita, sehingga seolah-olah wanita hanya<br />

sebagai obyek. Untuk itu ada harapan yang ditujukan kepada gene-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!