02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

8<br />

gamelan sangat penting dalam pakeliran atau dalam pergelaran wayang.<br />

Karawitan iringan pedalangan sangat menunjang dalam pementasan<br />

terutama untuk membedakan dialog wayang. Hal tersebut<br />

karena keterbatasan ki dalang menirukan dialog serta cara berbicara<br />

tiap tokoh wayang yang bermacam-macam, dan juga terbatasnya<br />

wayang dalam akting atau sabetan serta terbatasnya adegan yang<br />

dibuat dalam pergelaran tersebut. Selain itu tuntutan berbagai macam<br />

suasana juga terdapat dalam iringan pakeliran tersebut.<br />

Beberapa cara untuk menggambarkan suasana dari tiap<br />

adegan dalam pertunjukan wayang Kulit Purwa Jawa Tengah ialah<br />

pathet yang dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pathet Nem (6) antara<br />

pukul 21.00 -24.00; pathet Sanga (9) antara pukul 00.00 - 03.00 dan<br />

pathet Manyura antara pukul 03.00 - 05.00. Bagaian awal merupakan<br />

pembukaan (netral), bagian tengah merupakan isi atau permasalahan,<br />

dan bagian akhir merupakan penutup atau penyelesaian.<br />

Pertunjukan wayang Kulit Purwa gaya Jawatimuran memiliki<br />

empat jenis pathet, yaitu: pathet Sepuluh (10) merupakan awal sebelum<br />

pertunjukan dimulai atau yang lazim disebut ayak talu atau<br />

ayak Sepuluh, yang digunakan hanya untuk gending-gending tertentu<br />

yaitu khusus ayak Talu dan Gedog Tamu, pathet Wolu antara pukul<br />

21.00 - 24.00; pathet Sanga (9) antara pukul 00.00 - 03.00 dan<br />

pathet Serang antara pukul 03.00 - 05.00. Setiap pathet dalam pertunjukan<br />

wayang Kulit Purwa gaya Jawatimuran juga mempunyai<br />

makna tersendiri dan tidak jauh berbeda dengan wayang kulit gaya<br />

lainnya.<br />

Pertunjukan wayang kulit Betawi hanya memiliki dua jenis<br />

pathet, di antaranya adalah pathet kenceng: dilakukan sebelum tengah<br />

malam, dan pathet kendor dilakukan menjelang akhir pertunjukan.<br />

Cara lain untuk menggambarkan suasana adalah dengan sulukan,<br />

janturan dan pocapan, gending, dodogan, keprakan.<br />

Sulukan adalah nyanyian yang dulakukan dalang untuk menunjukan<br />

suatu suasana tertentu. Yang termasuk dalam sulukan yaitu<br />

ada-ada, sendon, bendhengan, kombangan.<br />

Janturan atau pocapan disebut juga narasi artinya adalah<br />

pengucapan cerita oleh ki dalang dengan suasana tertentu. Gending<br />

adalah deretan nada-nada yang sudah tersusun alur melodi musikalnya.<br />

Dodogan adalah suara ketukan pada kotak wayang. Sedangkan<br />

alat pemukul kotak wayang disebut cempala. Keprakan yaitu suara<br />

lempengan logam yang digantungkan pada kotak wayang di sisi kanan<br />

agak depan. Keprak dibunyikan dengan cara mendorong telapak<br />

kaki kanan sang dalang bagian depan.<br />

1.4 Ragam Penyajian Seni <strong>Pedalangan</strong><br />

Ragam yang dapat dilihat dari gerak dan gaya wayang hasil<br />

pantulan sinar lampu atau blencong yang dapat memberikan nafas

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!