02.07.2013 Views

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

Pedalangan Jilid 1.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

121<br />

temu kakaknya yang bernama Wangsatanu yang berada pada pribadi<br />

satriya Astina. Kecuali itu Anoman juga menjelaskan bahwa syarat<br />

ketenteraman itu bisa diraih Wreka yang harus juga menyisir rambut<br />

gimbal milik seorang pemuda yang belum diketahui namanya. Syarat<br />

yang lain ialah nama Wreka harus dipakai oleh pemuda yang disisir<br />

itu. Wijasena rupanya tertarik dengan apa yang dikatakan oleh Anoman.<br />

Kemudian menanyakan siapa diri Anoman itu dan kenapa busana<br />

yang dipakai Anoman sama dengan busana yang dipakainya.<br />

Padahal busana yang dikenakan Wijasena pemberian Sang Batara<br />

Bayu.<br />

Begitu mendengar pertanyaan Wijasena, Anoman sang wanara<br />

seta (Anjila) teringat akan pesan sang guru nadi (Batara Vayu/Bayu)<br />

bahwa kalau ketemu pemuda yang berbusana sama itulah<br />

saudaramu Satu Puruhita bernama Bratasena/Wijasena (Bungkus).<br />

Sesudah semuanya jelas maka Wreka yang sudah lama membawa<br />

pusaka Jungkat Penatas segera menyisir rambut gimbalnya Wijasena.<br />

Terurailah rambut gimbal Bratasena. Puaslah Wreka karena<br />

sembahnya diterima. Oleh Anoman rambut yang sudah terurai bersih<br />

kemilau kehijau-hijauan itu digelung. Karena digelung brodhol-brodhol<br />

(terurai) terus, sehingga harus disangga dengan sumping Pudhak<br />

Sinumpet. Maka selesailah Gelung Wijasena, dan diistilahkan<br />

Gelung melengkung pindha lung gadhung (gelung melengkung seperti<br />

ranting pohon gadung). Ketiganya saling merangkul dan nama<br />

Wreka terus dipakai oleh Bratasena menjadi Wrekodara (Wreka artinya<br />

anjing ajag, udara artinya perut). Upacara Sena Gelung diberi<br />

nama Pujasena Cawis Prawira.<br />

3.3.8 Sastra Berbentuk Kakawin<br />

Buku/tulisan sastra lakon/cerita yang berbentuk tembang<br />

Kawi atau Kakawin, di antaranya ialah:<br />

3.3.8.1 Kresnayana, karangan Empu Triguna.<br />

Isinya meriwayatkan Kresna yang sebagai anak nakal sekali,<br />

tetapi dikasihi orang karena suka menolong dan mempunyai kesaktian<br />

yang luar biasa. Setelah dewasa ia menikah dengan Rukmini<br />

dengan jalan menculiknya.<br />

3.3.8.2 Gathotkacaçraya, karangan Empu Panuluh<br />

Isinya menceritakan peristiwa perkawinan Abimanyu dengan<br />

Siti Sundhari, yang hanya dapat dilangsungkan dengan bantuan<br />

sang Gathotkaca. Dalam kitab ini untuk yang pertama kali muncul<br />

tokoh-tokoh punakawan, seperti Jurudyah, Prasanta dan Punta sebagai<br />

pengiring Raden Abimanyu.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!