29.11.2014 Views

EJurnal_1409_03 Edisi september ok

EJurnal_1409_03 Edisi september ok

EJurnal_1409_03 Edisi september ok

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Konstitusionalitas dan Model Pendidikan Karakter Bangsa Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi<br />

Mengenai kerugian konstitusional selain menyebutkan dengan<br />

diberlakukannya Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol yang menempatkan<br />

Pancasila sebagai pilar dan bukan dasar negara telah melemahkan Pancasila<br />

sebagai way of life, ideologi negara maupun sumber tertib hukum Indonesia<br />

yang menimbulkan kerugian konstitusional bagi pemohon, pemohon juga<br />

mendalilkan bahwa pemohon yang diantaranya berprofesi sebagai dosen atau<br />

pendidik mengalami kesulitan, karena di satu pihak MPR mensosialisasikan<br />

Pancasila sebagai salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara, di<br />

sisi lain pemohon sebagai pendidik/dosen mengajarkan Pancasila sebagai<br />

dasar negara. Pemohon menggugat UU Parpol, namun dalam permohonannya<br />

pemohon mendalilkan bahwa awal mula istilah empat pilar berbangsa dan<br />

bernegara yang sebelumnya tidak dikenal dalam kehidupan Indonesia sejak<br />

era kemerdekaan baru muncul sejak sosialisasi empat pilar berbangsa dan<br />

bernegara oleh MPR Periode 2009-2014.<br />

Inilah yang menarik dari permohonan ini, f<strong>ok</strong>us permohonan pemohon<br />

adalah Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol yang merupakan landasan<br />

hukum bagi Parpol untuk melaksanakan pendidikan politik bagi anggota<br />

Parpol dan masyarakat, akan tetapi pemohon sebenarnya menggugat kegiatan<br />

sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara oleh MPR yang dilakukan<br />

dengan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR,<br />

DPR, DPD dan DPRD (UU MD3) yang dibuktikan dengan menyebut kerugian<br />

konstitusional yang dialami karena diakibatkan adanya kegiatan sosialisasi<br />

empat pilar berbangsa dan bernegara oleh MPR.<br />

Strategi pemohon untuk menggugat UU Parpol walaupun sasaran<br />

sesungguhnya adalah kegiatan sosialisasi empat pilar berbangsa dan bernegara<br />

yang telah terlebih dahulu dilaksanakan oleh MPR dapat dianalisis karena<br />

didasarkan pada alasan sebagai berikut: alasan pertama, frasa “empat pilar<br />

berbangsa dan bernegara” dalam Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol<br />

diyakini muncul sebagai pengaruh kegiatan sosialisasi empat pilar berbangsa<br />

dan bernegara yang terlebih dahulu telah dilaksanakan oleh MPR. Sistem<br />

kelembagaan negara Indonesia mengatur bahwa MPR terdiri atas anggota DPR<br />

dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut<br />

dengan undang-undang. 8 Mengingat anggota DPR yang juga menjadi anggota<br />

8<br />

Pasal 2 ayat (1) UUD 1945<br />

Jurnal Konstitusi, Volume 11, Nomor 3, September 2014 497

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!