29.11.2014 Views

EJurnal_1409_03 Edisi september ok

EJurnal_1409_03 Edisi september ok

EJurnal_1409_03 Edisi september ok

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Peran Mahkamah Konstitusi dalam Penguatan Hak Asasi Manusia Di Indonesia<br />

UUD 1945 memberikan ruang bagi setiap warga negara yang merasa haknya<br />

dilanggar untuk menggujinya melalui mekanisme judicial review kepada<br />

Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.<br />

Dalam UUD 1945 peluang untuk mengajukan judicial review diatur dalam<br />

Pasal 24C Ayat (1) dan Pasal 24A ayat (1). Masing-masing ketentuan berbunyi<br />

sebagai berikut :<br />

a. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945:<br />

Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama<br />

dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undangundang<br />

terhadap Undang Undang Dasar, memutus sengketa<br />

kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh<br />

Undang Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan<br />

memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.<br />

b. Pasal 24A ayat (1) UUD 1945<br />

Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji<br />

peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap<br />

undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan<br />

oleh undang-undang.<br />

Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA) memiliki hak<br />

atau wewenang untuk melakukan uji materil terhadap peraturan perundangundangan.<br />

Dalam hal ini, Sri Soemantri mengemukakan hak menguji materiil<br />

adalah suatu wewenang untuk menyelidiki dan kemudian menilai apakah<br />

suatu peraturan perundang-undangan isinya sesuai atau bertentangan dengan<br />

pera-turan yang lebih tinggi derajatnya, serta apakah suatu kekuasaan tertentu<br />

(verordenende macht) berhak mengeluarkan suatu peraturan tertentu. 42<br />

Mekanisme uji materil diyakini akan mampu menjaga keseimbangan dalam<br />

pelaksanaan checks and balances antar cabang kekuasaan negara. Selain itu,<br />

judicial review menimbulkan prinsip prudential (kehati‐hatian) pembentuk<br />

undang‐undang ketika membahas rancangan undang‐undang. 43 Sebab, hak<br />

judicial review yang diberikan kepada Mahkamah Konstitusi berfungsi untuk<br />

mengontrol kekuasaan legislatif, Presiden dan DPD. 44 Selain itu, yang jauh<br />

lebih penting adalah menjaga agar produk peraturan perundang-undangan<br />

42<br />

Sri Soemantri, Hak Uji Material di Indonesia, Bandung: Penerbit Alumni, 1997, h. 11<br />

43<br />

Saldi Isra, Pergeseran Fungsi Legislasi, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h. 311.<br />

44<br />

Denny Indrayana, Amandemen UUD 1945 Antara Mitos dan Pembongkaran, Bandung: Mizan, 2007, h. 385<br />

420<br />

Jurnal Konstitusi, Volume 11, Nomor 3, September 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!