Download (5Mb) - Lumbung Pustaka UNY - Universitas Negeri ...
Download (5Mb) - Lumbung Pustaka UNY - Universitas Negeri ...
Download (5Mb) - Lumbung Pustaka UNY - Universitas Negeri ...
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
83<br />
meneruskannya. Kecemasan Madame Sommer ternyata tidak terhenti pada saat itu<br />
saja. Setelah ia kembali menemui Stella, ia mendengar suara tembakan di ruang<br />
yang berbeda. Hal ini di tunjukkan pada penggalan dialog di bawah ini:<br />
Cäcilie.<br />
Gott!<br />
Will dem Schall nach.<br />
Artinya:<br />
Tuhan!<br />
Di kejauhan suara tembakan (babak 5, hlm. 77).<br />
Madame Sommer kemudian berlari dan ia melihat Fernando telah<br />
bersimbah darah. Kecemasan Madame Sommer saat melihat Fernando berniat<br />
untuk bunuh diri ternyata benar-benar terjadi. Dari uraian di atas, kecemasan yang<br />
di alami oleh tokoh Madame Sommer merupakan bentuk dari frustasi. Ia takut<br />
akan kehilangan sesuatu yang berharga dari hidupnya yaitu Fernando. Kecemasan<br />
ini merupakan salah satu mekanisme dari ego untuk memberikan sinyal kepada<br />
tokoh jika akan terjadi bahaya.<br />
b. Stella<br />
Kecemasan yang sama juga dirasakan oleh Stella ketika ia mendengar<br />
suara tembakan. Stella berpikir apa yang terjadi dengan suara tersebut. Ia begitu<br />
takut dan cemas saat melihat darah mengalir di dekatnya. Hal ini terlihat jelas<br />
pada situasi berikut:<br />
Stella,<br />
sich mühsam aufrichtend.<br />
Was war das Cäcilie, du stehst so ferne, komm näher, verlaß mich nicht.<br />
Es ist mir so bange. O meine Angst! Ich sehe Blut fließen. Ist's denn mein<br />
Blut Es ist nicht mein Blut. Ich bin nicht verwundet, aber todkrank – Es<br />
ist doch mein Blut.<br />
Artinya:<br />
begitu khawatir.<br />
Apa itu Cecilia, kau berdiri begitu jauh, mendekatlah, jangan tinggalkan