C4z4lX
C4z4lX
C4z4lX
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INTERNASIONAL<br />
KAMI SANGAT<br />
TERKEJUT, DEMIKIAN<br />
PULA INTELIJEN<br />
AMERIKA SERIKAT.”<br />
gaji prajurit dan mengongkosi operasi militer,”<br />
ujar seorang mantan eksekutif perusahaan<br />
minyak internasional yang beroperasi di Suriah.<br />
Guyuran fulus dari minyak itu membuat<br />
Negara Islam tak lagi bergantung pada donasi<br />
internasional.<br />
Menurut seorang pejabat di Damaskus,<br />
produksi minyak Suriah anjlok menjadi 28 ribu<br />
barel per hari dari sebelumnya<br />
380 ribu barel per hari tiga<br />
tahun lalu. Padahal uang dari<br />
penjualan minyak menyumbang<br />
hampir seperempat pendapatan<br />
pemerintah Suriah. Gara-gara<br />
perang dan minyak yang dicuri, menurut dia,<br />
Damaskus kehilangan uang lebih dari US$ 3,8<br />
miliar.<br />
Seorang insinyur di perusahaan minyak di<br />
Suriah menaksir, milisi Negara Islam menguasai<br />
sumur yang mampu memproduksi minyak 130<br />
ribu barel per hari. Masalahnya, sebagian besar<br />
perusahaan minyak yang mengoperasikan<br />
sumur-sumur itu, seperti Royal Dutch Shell,<br />
Total, dan Petro Canada, jauh-jauh hari sudah<br />
angkat kaki.<br />
“Perusahaan minyak hengkang, sumursumur<br />
ditutup, dan rupa-rupa peralatan<br />
tandas dijarah,” kata mantan eksekutif<br />
perusahaan minyak di Suriah. Bukan cuma dari<br />
menjual minyak mentah milisi Negara Islam<br />
mengeruk dolar, tapi juga dari jasa keamanan.<br />
Mereka mengawal jaringan pipa minyak dan<br />
memastikan aliran minyak tak terganggu. Tentu<br />
saja tak ada yang gratis. Perang terus berlanjut,<br />
tapi bisnis juga jalan terus.<br />
Milisi perlu amunisi, perang butuh uang. Dari<br />
150 kartu memori yang disita dari milisi Negara<br />
Islam beberapa bulan lalu, intelijen Irak bisa<br />
menaksir berapa besar musuh yang mereka<br />
hadapi. “Kami sangat terkejut, demikian pula<br />
intelijen Amerika Serikat,” kata seorang pejabat<br />
senior intelijen Irak.<br />
Sebelum menguasai Kota Mosul di Irak, total<br />
kekayaan milisi Negara Islam sekitar US$ 875<br />
juta atau Rp 10,5 triliun. Setelah merampas uang<br />
di brankas bank di Mosul, kekayaan mereka<br />
berlipat menjadi US$ 1,5 miliar atau Rp 18,1<br />
triliun. “Apakah kalian bisa mencegah mereka<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014