C4z4lX
C4z4lX
C4z4lX
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
INTERNASIONAL<br />
TAK ADA TEMPAT BAGI<br />
PENOLAKAN TUGAS DI<br />
IDF.”<br />
mengernyitkan jidat, tak seperti sepuluh tahun<br />
lalu,” kata Sersan Nadav. Intelijen Israel tak<br />
merasa perlu lagi memastikan bangunan yang<br />
hendak dia tembak berpenghuni atau tidak.<br />
Korban sipil itu seolah-olah hanya angka-angka<br />
belaka.<br />
Kecewa berat terhadap apa yang dilakukan<br />
Unit 8200, Sersan Nadav, Kapten N, Sersan Ella,<br />
Letnan Assaf, Letnan Gilad, Sersan<br />
Maya, dan teman-temannya—total<br />
ada 43 orang—nekat mengirimkan<br />
surat kepada Perdana Menteri<br />
Israel Benjamin Netanyahu, Panglima IDF<br />
Benny Gantz, Direktur Intelijen Militer Mayor<br />
Jenderal Aviv Kochavi, dan Komandan Unit<br />
8200, Jumat dua pekan lalu.<br />
Lewat surat itu mereka menyatakan menolak<br />
terlibat dalam operasi terhadap warga Palestina<br />
dan menolak membantu operasi militer di<br />
wilayah pendudukan, wilayah Palestina yang<br />
diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada<br />
1967. Menurut mereka, perluasan permukiman<br />
Israel di wilayah pendudukan tak ada urusannya<br />
dengan masalah keamanan Israel. “Kami tak<br />
bisa lagi melanjutkan tugas ini tanpa kesadaran,<br />
dengan mengabaikan hak jutaan orang,”<br />
mereka menulis dalam suratnya. Surat itu juga<br />
mereka kirimkan ke surat kabar Israel, Yedioth<br />
Ahronoth, dan koran Inggris, Guardian.<br />
Surat pembangkangan terbuka para veteran<br />
dan staf Unit 8200 terang membuat berang<br />
Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi militer<br />
Negeri Bintang Daud. Apa yang ditulis para<br />
refusenik—sebutan bagi para pembangkang—<br />
menurut Netanyahu, merupakan fitnah tanpa<br />
dasar.<br />
Brigadir Jenderal Motti Almoz, juru bicara IDF,<br />
memastikan mereka akan dijatuhi hukuman.<br />
“Tak ada tempat bagi penolakan tugas di IDF,”<br />
kata Almoz. Menurut Menteri Pertahanan<br />
Moshe Ya’alon, mereka yang menandatangani<br />
surat itu bakal diperlakukan seperti kriminal.<br />
“Ini harga yang kami siap bayar.... Kalian tak<br />
bisa lari dari tanggung jawab,” kata Sersan<br />
Nadav. Seorang prajurit perempuan Unit 8200<br />
yang turut membubuhkan tanda tangan sedikit<br />
khawatir dengan konsekuensi yang bakal<br />
mereka tanggung. “Aku harus siap menghadapi<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014