C4z4lX
C4z4lX
C4z4lX
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
FOKUS<br />
Nah, apa gunanya kementerian baru<br />
kalau enggak ada anggarannya<br />
Deputi Kepala Staf Kantor<br />
Transisi, Eko Putro Sandjojo<br />
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM<br />
yang saya maksud” ujarnya. “Nah, apa gunanya<br />
kementerian baru kalau enggak ada anggarannya<br />
Akhirnya kami realistis tetap dengan<br />
34 kementerian.”<br />
Pemerintahan Jokowi memang dibangun dari<br />
koalisi minoritas di DPR, kalah besar dibanding<br />
Koalisi Merah Putih yang beroposisi. Jika komposisi<br />
ini tidak berubah, program kementerian<br />
baru bisa mandek di parlemen.<br />
Kondisi itu tidak ideal buat Jokowi dan Kalla,<br />
yang ingin langsung “gigi lima” begitu mengambil<br />
alih pemerintahan.<br />
Jokowi tak<br />
mau menteri baru<br />
nantinya malah<br />
kelewat sibuk mengurusi masalah internal seperti<br />
ini. “Kalau menterinya enggak kerja, cuma<br />
mengurusi penggabungan saja, masyarakat<br />
bisa marah,” ujarnya.<br />
Kalaupun dipaksakan ada perombakan,<br />
mustahil dijalankan langsung setelah Jokowi<br />
dilantik pada 20 Oktober 2014. Pada Oktober-<br />
Desember 2014, Jokowi harus bekerja dengan<br />
APBN 2014 yang pos anggarannya masih dengan<br />
bentuk kementerian lama.<br />
APBN 2015 juga sudah disusun sebelum perubahan<br />
struktur itu kelar. Maka, disimpulkan<br />
perombakan harus dijalankan secara bertahap<br />
dan baru bisa benar-benar berjalan setelah ada<br />
APBN Perubahan 2015, yang baru mulai dibahas<br />
dengan DPR pada Maret 2015.<br />
●●●<br />
Akhirnya pada Senin, 15 September 2014,<br />
Jokowi mengumumkan jumlah kabinet tetap<br />
34 kementerian. Jumlah yang sama dengan kementerian<br />
pada era Yudhoyono.<br />
Mentok dengan merampingkan kementerian,<br />
Jokowi menyodorkan rencana alternatif.<br />
Ia memangkas kursi wakil menteri, kecuali di<br />
Kementerian Luar Negeri.<br />
Ia juga merampingkan lembaga kepresidenan<br />
dengan melebur Unit Kerja Presiden<br />
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan<br />
(UKP4) ke dalam Kepala Staf Kantor<br />
Presiden. “Di kantor Kepresidenan nanti hanya<br />
ada Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan<br />
nanti Kepala Staf Kantor Presiden,” kata Jokowi.<br />
“Ya, perubahan memang harus dimulai dari kita<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014