C4z4lX
C4z4lX
C4z4lX
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KOLOM<br />
terbaik Fakultas<br />
Syariah, 1987-1988<br />
n Penghargaan Menteri<br />
Agama, Dosen Terbaik<br />
Bidang Pengembangan<br />
Ilmu Keislaman, 2010<br />
PEKERJAAN<br />
n Ketua Komisi Hak<br />
Asasi Manusia<br />
Organisasi Kerja Sama<br />
Islam (OKI), Jeddah,<br />
Arab Saudi, 2012-2014<br />
n Komisioner Hak Asasi<br />
Manusia OKI, 2014-<br />
2018<br />
n Staf pengajar Fakultas<br />
Syariah dan Hukum<br />
serta Pascasarjana<br />
UIN Sunan Kalijaga,<br />
1990 sampai sekarang<br />
n Fakultas Hukum<br />
Universitas Gadjah<br />
Mada, Yogyakarta,<br />
2010 sampai sekarang<br />
tidak mencatatkan perkawinan mereka dengan konsekuensi dianggap sebagai pasangan<br />
kumpul kebo.<br />
Namun kasus perkawinan artis Asmirandah dan Jonas Rivanno beberapa waktu<br />
lalu telah memunculkan sentimen kolektif. Kembalinya Jonas ke agama aslinya dipandang<br />
oleh Front Pembela Islam sebagai pelecehan dan menodai agama.<br />
Sebenarnya Pasal 2 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 memberi peluang<br />
penafsiran berbeda karena hanya menyebutkan melakukan menurut hukum masing-masing<br />
agama. Dapat pula diartikan bahwa pasangan beda agama dapat melakukan<br />
dua prosesi perkawinan menurut agama yang mereka anut. Jadi masalahnya<br />
ada pada interpretasi terhadap pasal tersebut, yang selama ini dipahami harus<br />
satu agama bagi pasangan pengantin.<br />
Pendapat mayoritas inilah yang menjadi dasar administratif pencatatan yang<br />
tidak berakibat pada tak adanya ruang perkawinan beda agama. Namun memposisikan<br />
(aparat) negara sebagai pencatat administrasi perkawinan seperti yang<br />
dikehendaki para pemohon judicial review juga mengandung risiko dan kerentanan,<br />
terutama dari kelompok muslim yang masih berdebat tentang keabsahan yang<br />
kumulatif dan alternatif.<br />
Kementerian Agama dan Pengadilan Agama berpendapat keabsahan perkawinan<br />
hanya diakui jika dilaksanakan dengan hukum agama dan dicatat secara bersamaan<br />
sebagaimana praktek di Kantor Urusan Agama saat ini. Namun sebagian umat Islam<br />
masih menganggap perkawinan yang dilaksanakan dengan hukum agama dan<br />
tidak dicatatkan pada administrasi negara tetap sah. Pendekatan alternatif ini banyak<br />
disalahgunakan untuk mengesahkan perkawinan usia dini dan poligami yang<br />
tidak bertanggung jawab.<br />
Masalah selanjutnya, adakah perbedaan pendapat tentang masalah ini dalam<br />
MAJALAH DETIK 22 - 28 SEPTEMBER 2014