10.07.2015 Views

txHYs

txHYs

txHYs

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

JURNAL EDUKASI IGIdiampunya. Karenanya, kolaborasi antara do sen danguru menjadi saling melengkapi se hing ga timbullahsuatu pandangan bahwa PTK harus dilakukan secarakolaboratif.Kolaborasi seperti itu tampak dari pro po salproposalPTK yang diajukan oleh para dosen kepadaPemerintah selaku pihak yang membiayai penelitian.Komposisi tim pe neliti biasanya terdiri atas para dosense ba gai peneliti utama dan para guru sebagai anggotatim. Para guru hanya ditempatkan se bagai pekerjalapangan, tugasnya hanya me lak sanakan rencana/desain penelitian yang te lah dibuat dosen.Di sinilah kelemahan kolaborasi dalam PTK mo deltersebut, yaitu identifikasi masalah dan pe rencanaantindakan yang dibuat dosen tidak men cerminkankebutuhan nyata di kelas yang diteliti. Sehinggahasilnya pun tidak banyak ber manfaat bagi perbaikanpembelajaran di ke las yang diteliti. Apalagi, hasilpenelitian men jadi milik dosen di perguruan tinggise hingga tidak secara langsung bermanfaat ba giperbaikan yang dapat dilakukan guru.Oleh karena itulah, kolaborasi seperti ini ku rangmenguntungkan dan sudah waktunya pa ra gurusecara mandiri melakukan PTK. Kalaupun masih inginberkolaborasi se baik nya dilakukan dengan temansesama guru/ke pala sekolah/pengawas. Kolaborasiseperti itu kecuali dilandasi pemahaman yang samater hadap kebutuhan pembelajaran, juga ber tujuanuntuk proses triangulasi data. Tri angu lasi data adalahteknik pemeriksaan ke ab sahan data penelitian, caranyadengan mem ban dingkan data dari sumber lain,metode, pe nyidik, dan teori (Moloeng 2004:330). Dengandemikian hasil penelitian menjadi lebih ob jektif.Akhir-akhir ini banyak guru mulai mem pelajarimetodologi PTK dan semakin lama se makinmenguasainya. Apalagi prinsip-prin sip pokok dalamsemua jenis penelitian pa da dasarnya sama. Sehinggapengalaman me lakukan penelitian dalam rangka penyele saian jenjang kesarjaan ketika kuliah dulu mendukungsekali penguasaan para guru terhadap PTK.Guru hanya memerlukan se di kit lagi belajar hal-halyang berhubungan de ngan ciri khas PTK. Hal ini cukupmenjadi alasan, bahwa PTK dapat dilakukan secaraman diri oleh guru.PTK yang menempatkan guru sebagai pe meranutama mulai dari proses perencanaan hing gapelaksanaannya merupakan bentuk yang berorientasikepada guru sebagai pe ne liti. Kalaupun melibatkanrekan sejawat, fungsinya sebatas konsultatif. Karenagu ru mengidentifikasi sendiri ma-salah yang dihadapidan kemudian mencari pe me cahannya dengan carayang tepat, ma ka hasilnya pun lebih bermanfaat bagipe lak sa na an tugasnya sehari-hari.Apabila guru masih berperan penting se ba gaipeneliti tetapi konsep dan rencana pe ne litiannyadirumuskan pihak luar (pakar/do sen), maka PTK yangdilakukan berbentuk si lmultan terintegrasi. Dengancara ini, hasil pe nelitian tidak hanya untuk memenuhike bu tuhan praktis dalam memperbaiki kualitaspem belajaran, tetapi juga untuk menghasilkan pengetahuanilmiah di bidang pembelajaran.Sedangkan bentuk penelitian tindakan ad ministrasisosial eksperimental sama se kali tidak melibatkan guru.Kelas yang di am pu guru hanya sekadar dijadikan lokasiatau sumber data. Rumusan masalah dan hi potesis yangdijadikan dasar penelitian di buat oleh peneliti dari luarberdasarkan ke bu tuhan mereka untuk meningkatkanhasil pe laksanaan suatu kebijakan dalam praktik pendidikan.Penelitin semacam ini biasanya di pesan olehPemerintah dan dilaksanakan pe neliti dari perguruantinggi.Model/Desain PTKSecara umum langkah-langkah me lak sa nakanPTK sama dengan pelaksanaan pe nelitian-penelitianlainnya. Penelitian dil akukan untuk menjawabpermasalahan yang te lah diidentifikasi sebelumnya.Masalah itu di jawab dengan merumuskan hipotesisyang dikembangkan berdasarkan kajian teori-teoriyang terkait dengan variabel yang diteliti. Hi potesis itukemudian diuji dengan data empirik yang dikumpulkanmenggunakan instrumen yang relevan. Terbuktiatau tidaknya hipotesis itu merupakan temuan hasilpenelitian.Langkah umum seperti itu juga ditempuh dalamPTK. Hanya saja masalah yang hendak di carijawabannya dengan melakukan PTK adalah masalahyang dialami dalam pem be lajaran di kelas. Masalahmasalahitu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitumasalah yang berhubungan dengan (a) prestasi/hasil be lajar siswa, dan (b) proses pembelajaran yangdilakukan guru. Prestasi belajar siswa atau prosespembelajaran yang dilakukan gu ru dianggap sebagaimasalah jika tidak sesuai ha rapan (tidak ideal), dan olehkarenanya per lu dicarikan solusi agar menjadi sesuaiha rapan.Solusi terhadap masalah itu pada dasarnya ada lahmemberikan tindakan perbaikan da lam pembelajaran.Tindakan perbaikan itu diharapkan dapat memberikanpengaruh agar terjadi peningkatan prestasi belajarsiswa atau proses pembelajaran yang dilakukan gurumenjadi lebih baik. Wujud tindakan per baikanpada dasarnya adalah kegiatan pem belajaran yangdilakukan guru. Tindakan perbaikan itu berkaitandengan implementasi salah satu atau beberapa daritujuh ini, yaitu (a) pendekatan, (b) strategi, (c) model,(d) metode, (e) teknik, (f) penggunaan media, dan (g)penggunaan alat peraga pembelajaran.Dalam satu daur/siklus tindakan terdapat em pattahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, danrefleksi.VOL. 01 Tahun I - September 2013 |5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!