10.07.2015 Views

txHYs

txHYs

txHYs

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

mengganti media dua dimensi (gambar) denganmedia tiga dimensi (boneka). Hal itu dilakukan untukmerangsang siswa mampu bercerita dengan gesturdan mimik secara maksimal.Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama,perencanaan strategi pembelajaran diperbaiki dalamsiklus kedua. Perbaikan perencanaan pada siklus keduatersebut adalah penggantian media yang digunakanoleh siswa. Siklus kedua menggunakan media tigadimensi. Dengan diterapkannya penggunaan mediatiga dimensi (boneka) siswa dapat bercerita dengandisertai peragaan boneka yang telah disiapkan olehsiswa. Siswa-siswa yang lain bersemangat dan tertarikuntuk memperhatikan teman bercerita denganbantuan boneka.Kreativitas dan kemampuan bercerita siswa dalamsiklus kedua dibandingkan dengan hasil siklus pertamamengalami peningkatan. Peningkatan tersebut sudahmencapai target indikator kinerja, baik dalam hal nilairata-rata maupun ketuntasan.Semula, nilai rata-rata pada siklus pertamasebesar 73, meningkat menjadi 77 pada akhir sikluskedua. Persentase siswa yang tuntas secara klasikalmeningkat, semula hanya mencapai 75% pada sikluspertama, meningkat menjadi 85% pada akhir sikluskedua. Nilai terendah pada siklus pertama adalah 75,meningkat menjadi 87 pada akhir siklus kedua. Secaraumum terjadi peningkatan pencapaian nilai.Hampir semua siswa mampu bercerita denganurutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, danmimik yang tepat. Pada akhir siklus kedua ditemukanhanya seorang siswa yang belum dapat berceritadengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur,dan mimik yang tepat.Pembahasan Hasil PenelitianPada kondisi awal sebagian besar siswa pasif, kemudian berubah menjadi kreatif pada siklus pertamadan kedua. Kreativitas siswa menyiapkan danmenggunakan media sebagai alat bantu kelancaranbercerita meningkat dari rendah menjadi tinggi.Bahkan berlomba-lomba untuk menjadi penceritayang terbaik di antara teman-temannya.Hasil belajar aspek berbicara khususnya kemampuanbercerita kondisi awal masih rendah yaitu nilai terendahadalah 63, nilai tertinggi 75, dan rerata mencapai skor68. Sedangkan hasil belajar siklus pertama mengalamisedikit peningkatan yaitu nilai terendah adalah 70, nilaitertinggi 85, dan rerata mencapai skor 73. Hasil belajarpada siklus kedua menunjukkan peningkatan yangsignifikan yaitu nilai terendah adalah 75, nilai tertinggi87, dan rerata mencapai skor 77. Rerata yang dicapaioleh siswa secara klasikal telah berhasil melampauibatas minimal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yangditentukan yaitu 75.Berdasar deskripsi hasil belajar dimulai kondisiawal sampai siklus kedua maka terdapat peningkatanhasil belajar dari rerata 68 menjadi 77. Jadi meningkatsebesar 13%. Dengan demikian indikator kinerja yangditetapkan telah tercapai. Indikator kinerja tersebutadalah tingkat kreativitas belajar bahasa Indonesiameningkat dari rendah menjadi tinggi. IndikatorJURNAL EDUKASI IGIkinerja yang kedua adalah nilai kemampuan berceritameningkat dari rata-rata 68 menjadi 75 bahkanmencapai 77. Ketuntasan kemampuan bercerita secaraklasikal meningkat dari 25% menjadi 85%. Grafik berikutini menggambarkan dinamika peningkatan nilai rataratadan ketuntasan belajar siswa sejak kondisi awalhingga akhir siklus kedua.Grafik. Peningkatan Nilai Rata-rata dan PersentaseKetuntasan Belajar SiswaPemberian tindakan-tindakan yang dipilih dandi ten tukan dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya baik secara teoritikmaupun secara empirik. Secara teoritik, pemanfaatanmedia dua dimensi (gambar) dan media tiga dimensi(boneka) dapat mengurangi verbalisme siswa. Selainitu dapat membantu siswa mengeksplorasi ide-ideuntuk bercerita. Secara empirik, bahwa tindakandengan memanfaatkan media pembelajaran dapatmeningkatkan kreativitas dan meningkatkankemampuan bercerita yang dilakukan oleh siswa dalammengikuti pembelajaran.PENUTUPBerdasarkan hasil penelitian yang telahdikemukakan di atas dapat diperoleh dua simpulan,yaitu (1) penggunaan media dua dimensi dan tigadimensi dapat meningkatkan kreativitas belajar siswadalam kompetensi kemampuan bercerita, dan (2)penggunaan media dua dimensi dan tiga dimensidapat meningkatkan kemampuan bercerita.Dengan terbuktinya secara empirik bahwa peng gunaan media dua dimensi dan media tiga dimensi dapatmeningkatkan kreativitas dan kemampuan berceritameningkat maka penulis merekomendasikan agar guruyaitu jika apabila memanfaatkan benda-benda di sekitarkita dan alam sekitar sebagai media pembelajaran.Jika perlu menciptakan atau mengadakan media yangsederhana namun tetap berdaya guna tinggi.VOL. 01 Tahun I - September 2013 |39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!