10.07.2015 Views

txHYs

txHYs

txHYs

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

JURNAL EDUKASI IGIREVOLUSI PEMBELAJARANMELALUI GERAKAN GURU SEBAGAI PENELITIOleh: Suhardi*Abstrak: Guru dituntut selalu meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menjadi lebih profesional. Salahsatu cara yang efektif adalah dengan menggerakkan guru untuk aktif melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Penelitian ini bermula dari identifikasi masalah yang dialami guru ketika mengajar di kelas. Pemecahan masalahitu berupa pemberian tindakan yang terencana, sistematis, dan terukur untuk mem-perbaiki hasil dan prosespembelajaran itu. Tindakan itu berupa program pembelajaran yang diikhtiarkan untuk menghasilkan perbaikan.Kata Kunci: penelitian tindakan kelas, perencanaan, tindakan, observasi, refleksiAbstract: Teachers are required to improve the quality of learning in order to become more professional. Oneeffective way to do this is by generating a movement to actively engage teachers in doing classroom actionresearch (CAR). To do this research, firstly, the researcher must identify problems that teachers experience whenteaching in the classroom. Secondly, the problem must try to be solved by applying well-planned, systematic, andmeasurable actions, intended to increase the learning outcomes and learning process. The actions are in the formof programs which are intended to create improvements in learning.Keywords: classroom action research, planning, action, observation, reflectionPENDAHULUANSetelah sekian lama PTK berkembang di duniapendidikan, ternyata masih ada pan da ngan yangmeremehkannya. Celakanya, pan dangan itujustru berasal dari para guru sendiri. Sebagian gurumenganggap PTK tak lebih dari penelitian berskalasempit, sebab proses dan hasilnya hanya sebatasbermanfaat di lingkungan kelas sendiri. TemuantemuanPTK tidak bisa digeneralisasi un-tuk diterapkanpada lingkungan yang lebih luas di luar kelas. SehinggaPTK disebut sebagai penelitian in di vi dualistik/egoistik,yang hanya berguna bagi guru itu sendiri sebagaipeneliti.Proses sosialisasi PTK kepada para guru yangselama ini dilakukan oleh berbagai pi hak pun turutmembentuk opini negatif me ngenai PTK. Selama inipelatihan-pe la tihan PTK yang diseleng-garakan olehdi nas pendidikan, LPMP, maupun LPTK/IKIP cenderungmenggaungkan bahwa PTK se bagai sarana untuknaik pangkat/ golongan ba gi guru PNS, dan saranamemperoleh nilai ting gi dalam sertifikasi. Pelatihanpelatihanitu kadang-kadang juga diarahkan untuk mengikutilomba penulisan karya ilmiah guru atau inovasipembelajaran yang diada-kan oleh dinas pendidikanatau LPMP. Cara-cara so sialisasi PTK seperti inilah yangmem-ben tuk opini di kalangan guru, bahwa PTK hanyasekadar bermanfaat pragmatis.Fenomena itu menunjukkan bahwa belum se muaguru memahami arti penting PTK. Jika digali lebih jauhke akar penyebabnya, per sepsi negatif itu disebabkanoleh belum be nar-benar dipahami-nya hakikat PTKdan fungsi strategisnya dalam mereformasi duniapendidikan di Indonesia.Seharusnya guru memahami cara-cara yangdilakukan pihak pemberi pelatihan itu se bagai sebatasmotivasi agar guru tergerak un tuk melakukan PTK. Dibalik motivasi yang se olah mengede-pankan tujuanpragmatis itu sesungguhnya mengarah kepadamanfaat jangka panjang bagi pengembangan profesigu ru. Sebab, PTK merupakan salah satu sa ra na utamadalam upaya meningkatkan pro fesionalitas guru.Untuk memahami ini kita perlu mengurai satu per satuposisi dan tang gung jawab guru.Sejak Undang-undang No-mor 14 Tahun 2005tentang Guru dan Dosen berlaku, res mi lah status gurudiakui sebagai sebuah profesi. Pa da Bab 1 Pasal 1 ayat1 dalam undang-un dang tersebut jelas dinyatakanbahwa, guru adalah pendidik profesional dengantugas uta ma mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan meng evaluasi pesertadidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikanformal, pendidikan dasar, dan pen didikan menengah.Dengan adanya undang-undang tersebut, konsekuensiorang yang bekerja sebagai gu ru adalahharus memenuhi kualifikasi pro fesional. Sebagaimanadisebutkan dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 4 undang-undangtersebut, bah wa profesional adalah pekerjaan ataukegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadisum ber penghasilan kehidupan yang me-mer lu kankeahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhistandar mutu atau norma ter tentu serta memerlukanpendidikan profesi.Kedua ayat tersebut jelas memastikan sta tus dankedudukan guru sebagai profesi de ngan segala hak dantanggung jawab yang melekat pada profesi tersebut.Guru ber hak memperoleh sumber penghidupanyang layak dari profesinya. Sebaliknya, guru wa jibVOL. 01 Tahun I - September 2013 |1

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!