10.07.2015 Views

txHYs

txHYs

txHYs

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

JURNAL EDUKASI IGIberperan penting dalam proses komunikasi. Begitupentingnya berbicara, menurut Billow (1961:84)dalam Pateda (1989:84) menyebutkan bahwa bahasayang terutama adalah berbicara. Berbicara itu sendirimemiliki ciri-ciri antara lain, (1) didukung olehbahasa tubuh, (2) adanya jeda, (3) seringkali terjadipengulangan, (4) adanya interaksi antara pembicaradan mendengar (Schatz, 2006:178).Berbicara juga mempunyai beberapa wujud.Wujud dari berbicara atau penggunaan bahasa secaraaktif ini bisa berupa perintah, pertanyaan, doronganpengakuan, penjelasan, pidato dsb. Sedangkan aktivitasberbicara dapat berupa; (1) Mendengarkan bunyibunyian,(2) Bunyi-bunyian dilafalkan secara berturutturut,(3) Bunyi bahasa yang didengar berwujud kataatau kalimat. (4) Bunyi bahasa tersebut di lafalkankelompok demi kelompok, (5) Kata atau kalimat yangdilafalkan mengandung pesan-pesan tertentu.Pada proses berbicara, pembicara pastilah menggunakantopik tertentu. Topik yang diangkat dalampembicaraan tergantung pada; (1) daya tarik untukdibicarakan. (2) faktual, (3) pembicara, (4) penguasaanmateri. Sedangkan proses yang dialami seseorangdalam berbicara dapat berupa; (1) persiapanrangsangan, dalam hal ini rangsangan menyebutkanusaha penyusunan kode semantis. (2) menyusungagasan dalam wujud satuan-satuan gramatikal. (3)pengungkapan. Proses pertama dan kedua beradadalam otak, sedangkan proses ketiga melalui alatberbicara Pateda (2006:84-85).Selain itu berbicara (terutama dalam bahasa asing)sebagai bahasa kedua, tentu di jumpai kesalahankesalahan.Pateda (1989;86) mengidentifikasikankesalahan yang terjadi dalam berbicara, kesalahantersebut adalah; (1) kesalahan melafalkan bunyibahasa. Kesalahan ini dapat terlihat dalam pelafalankata. (2) kesalahan dalam pemilihan kata, dalam hal inihubungannya dengan diksi, (3) kesalahan dalam halpengungkapan pikiran yang tidak jelas, (4) Kesalahandalam penggunaan struktur kalimat yang tidak tepat(SPOK), dan (5) kesalahan karena penggunaan katayang mubazir, serta (6) kesalahan dalam penggunaankata yang samar-samar, tidak jelas dan menimbulkansalah tafsir2. KETRAMPILAN BERCERITABercerita merupakan salah satu kompetensiyang harus dikuasai sesorang dalam belajarbahasa. Bercerita dapat digunakan untuk membinakecakapan berbahasa, karena melalui melalui kegiatanbercerita, proses pembelajaran akan menarik buatpembelajar yang bercerita atau pembelajar lainyang mendengarkan. Melalui kegiatan bercerita,pembelajar dapat membantu pemahaman, perluasanperbendaharaan kata dan tata bahasa pembelajarserta dapat meningkatkan penguasaan kemahiranmendengar, bertutur, membaca dan menulis dikalangan pembelajar.Ada beberapa alasan mengapa bercerita ini patutdi hadirkan dalam pembelajaran, terutama untukmeningkatkan ketrampilan berbicara. Menurut Ari68| VOL. 01 Tahun I - September 2013Prabowo dalam tulisannya yang berjudul teknikbercerita yang di akses on line 50 april 2008, alasan ituantara lain;(1) Lebih Praktis dan Fleksibel. Praktis danfleksibel, karena dapat dilakukan di kelas atau ditempatdan situasi manapun, baik di dalam atau di luar kelas,antar peserta didik, (2) Lebih murah, karena saatbercerita pembelajar dapat menggunakan alat peragasederhana. Namun demikian penggunanan teknik inidalam pelaksanaannya, juga harus memperhatikanhal penting. Hal penting tersebut antara lain; (a).Pendengar harus terlibat. Pada proses PBM, saatmahasiswa ditunjuk untuk berbicara, mahasiswa yanglain harus aktif terlibat dalam kegiatan PBM, (b). Temayang dipilih haruslah menarik bagi pembelajar.Beberapa hal yang harus di perhatikan jika menggunakanteknik ini adalah; (1) Pergunakanlah alatperaga atau alat bantu untuk memudahkan mahasiswamenjelaskan kalimat-kalimatnya, (2) bantuan berupakata kunci dan sebagainya, patut dipertimbangkanagar pembelajar lebih mudah menceritakan alurkejadian secara urut, dari awal, pertengahan hinggaakhir. Teknik bercerita ini biasa menggunakan variasiyang lain, misalnya dengan cerita berantai.3. LATIHAN- LATIHAN DALAM PBM BERBICARA.Ada banyak cara, teknik maupun strategi yang bisakita pakai dalam pembelajaran berbicara. Suyatno(2004;112) menyebutkan beberapa teknik dalampembelajaran berbicara, antara lain wawancara, pidatotanpa teks, pidato dengan teks, mengomentari karyasastra, seperti novel, debat, menjadi pembawa acara,mendeskripsikan benda, bermain peran, info berantai,cerita berangkai.Schatz (2006:43) menyebutkan beberapa latihanyang didapat digunakan dalam latihan berbicara.Latihan tersebut terangkum dalam berbagai variasilatihan berbicara. Ada 3 macam latihan yang bisadigunakan dalam pembelajaran berbicara, yaitu(1) Kettenuebungen,(2) Partneruebungen dan (1)Bildgesteuerte Uebungen. Kettenuebungen adalah salahsatu latihan berbicara yang menuntut reaksi cepatdari pembelajarnya. Latihan ini cocok digunakanuntuk melatih pengembangan kosakata pembelajar.Contohnya guru menyebutkan kata Familie (keluarga),maka peserta diharapkan meyebutkan kata Vater(ayah), Mutter (ibu), Kinder (anak-anak) dan seterusnya.Sedangkan Partneruebungen adalah latihan yangdilakukan dengan format berkelompok. Misalnya2 orang. Masing-masing kelompok bekerja untukmembuat dialog sesuai dengan tema yang ditentukanatau bebas. Bildgesteuerte Uebungen adalah latihandalam belajar berbicara dengan media gambaryang menarik. Gambar mempunyai kelebihan jikadigunakan dalam proses PBM. Barbara (1996;748)berpendapat bahwa Bilder werden schneler gelesen alsTexte. Artinya seringkali gambar lebih mudah dipahamidaripada suatu teks. Melalui gambar ini, pembelajardiharapkan dapat mendeskripsikan, menceritakan apayang mereka lihat dalam gambar.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!