JURNAL EDUKASI IGIDAFTAR PUSTAKANuraeni, Euis dan Agus Supriatna. 2002. PenataranTertulis Tipe A untuk Guru-Guru SLTP Jurusan BahasaIndonesia. Jakarta: Depdiknas.Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam PengajaranBahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE UGM.Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. 1990. Teknik PengajaranKeterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.Tarigan, Henry Guntur. 1983. Prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa.66| VOL. 01 Tahun I - September 2013
JURNAL EDUKASI IGIIMPLEMENTASI TEKNIK BERPARTNERUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITADALAM PEMBELAJARAN BAHASA (ASING)Oleh Dwi Imroatu Julaikah., SPd.,M.PdAbstrak: Berbicara merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa yang mutlak dikuasai olehpembelajar bahasa (juga pembelajar bahasa asing). Salah satu kegiatan berbicara adalah berceritaNamun demikian baik berbicara maupun bercerita bukanlah hal yang mudah dilakukan.ada banyakhambatan yang muncul dalam proses belajar mengajar. Misalnya rasa takut salah mengucapkan,takut bertanya, malu, tidak tahu bagaimana mengungkapkan dsb. Salah satu cara meminimalisirhambatan tersebut adalah dengan penggunaaan teknik berpartner.Kata kunci: Teknik berpartner, Keterampilan bercerita, Pembelajaran bahasa asingAbstract: Speaking is the one of the important skills for language learners and also for foreignlanguage learners. Each Learner should have good skill in Speaking. Actually there are a lot ofactivities in speaking. One of the activities in Speaking is Telling story. Both speaking or telling story isnot simple to be done for the language learner. There are a lot of Problems or difficulties in Teaching-Learning Process. For example; the Learner feel afraid to say something, afraid to ask, afraid to say thewrong word or sentences or some time the learner do not know how to express their feeling etc. Andone alternative to minimize these difficulties ist by Implementing the partnering technique.Keywords: Speaking; telling story Skill, learning (a foreign) languageA. PENDAHULUANBerbicara merupakan satu dari empat ketrampilanberbicara yang mutlak dikuasai oleh pembelajarbahasa (asing). Pentingnya ketrampilanberbicara sebagai bagian dari kompetensi berbahasadikemukakan oleh Boerner. Boerner; (1995:160)berpendapat bahwa Schreiben oder Sprechen? Siebeide Fertigkeiten unter dem Begriff ”KommuniativeKompetence”. Artinya baik menulis atau berbicaramerupakan suatu ketrampilan yang termasuk dalamkompetensi komunikatif.Namun demikian, berbicara dalam bahasa asingbukanlah hal yang mudah dilakukan. Ada banyakhambatan yang ditemui oleh pembelajar bahasa,terutama bahasa asing. Hambatan ini dapat berupahambatan kemampuan kebahasaan dan hambatanyang berupa sikap dari pembelajar. Hambatankemampuan berbahasa dapat berupa ketidakpahamandalam menyusun kalimat, rasa malu untukmengucapkan, malu dan takut bertanya kepada dosen,tidak bisa memilih diksi yang baik. Faktor ini diperparahdengan tingkat pemahaman dan daya tangkapmasing-masing mahasiswa. Sedangkan hambatanyang berupa sikap misalnya sikap pembelajar terkesanhanya diam saja, tidak memberikan komentar, takutmengucapkan di hadapan teman-temannya, terutamabila salah mengucapkan. Situasi tersebut semakinkomplek ketika pembelajaran dilakukan secara klasikalplus faktor kejenuhan.Kesulitan lain dalam pembelajaran berbicara ataubercerita adalah faktor lupa. Seringkali pembelajarlupa pada apa yang mesti dibicarakan, bahkan tidaktahu kata-kata apa yang harus digunakan. Hal inidisebabkan, karena ketika berbicara, pembelajarharus memikirkan letak kata kerjanya, serta seringkaliterpaku pada pola; apa yang harus dibicarakan,bagaimana memformulasikan, lalu bagaimana harusmengucapkan dan pada saat yang bersamaan jugaharus memikirkan gramatik apa yang akan dipakai(Schatz, 2006:91).Oleh karena itu agar proses pembelajaran berbicaralancar, maka perlu dilakukan dan diterapkan berbagaimetode strategi yang bervariasi untuk mencapai hasilyang maksimal (Schwerdtfeger, 2001:5). Tentu sajadengan memperhatikan faktor tujuan pembelajaran,tingkat kesulitan dan kondisi belajar siswa(Wohlschlaegl 2001:16).Salah satu upaya yang dilakukan adalah denganmenggunakan teknik berpasangan (Partnerarbeit)untuk meningkatkan ketrampilan bercerita pembelajar.Bagaimana konsep teknik berpartner dalamketerampilan berbicara terutama dalam pembelajaranbahasa (asing) dan implementasinya akan diulas dalamtulisan ini.B. PEMBAHASAN1. DEFINISI BERBICARAMenurut Pateda (1989:84) berbicara adalahmenggunakan bahasa lisan secara aktif. BerbicaraVOL. 01 Tahun I - September 2013 |67