JURNAL EDUKASI IGI(1 )apakah terdapat hubungan antara kepemimpinantransformasional kepala se kolah dan kepuasan kerjaguru di Sekolah YPPSB Sangatta, (2) apakah terdapathubungan antara iklim kerja dan kepuasaan kerja gurudi Sekolah YPPSB Sangatta, dan (3) apakah terdapathubungan antara kepemimpinan transformasional kepalasekolah dan iklim kerja terhadap kepuasaan kerjaguru di sekolah YPPSB Sangatta.KAJIAN PUSTAKAKepuasan KerjaKepuasan kerja pada dasarnya merujuk pada seberapabesar seorang pegawai menyukai pekerjaannya.Robbins (1994) me ngatakan bahwa kepuasankerja adalah sikap umum pekerja tentang pekerjaanyang dilakukannya, karena pada umu mnya apabilaorang membahas tentang sikap pegawai, yang dimaksudadalah kepuasan kerja. Pekerjaan merupakanbagian yang penting dalam kehidupan seseorang, sehinggakepuasan kerja juga mempengaruhi kehidupanseseorang.Kebutuhan hidup manusia bermacam-macam danberhierarkhi. Hierarkhi kebutuhan hidup manusia secaraurut dari yang paling rendah hingga paling tinggimenurut Maslow (1943) di antaranya adalah kebutuhan(1) fisiologis, (2) keselamatan dan rasa aman, (3) rasamemiliki, (4) dihargai, dan (5) perwujudan diri. Maslowmenjelaskan bahwa orang dewasa telah memenuhi85% dari kebutuhan fisiologisnya, 70% dari kebutuhankeselamatan dan keamanan, 50% dari kebutuhan rasamemiliki, sosial, dan cinta; dan 10% dari kebutuhan untukperwujudan diri.Berdasarkan hasil penelitian Herzberg (1969) terdapatfaktor yang meyebabkan ketidakpuasan (dissatisfiers)yang bersifat ekstrinsik, yaitu upah, keamanankerja, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutudari supervisi teknis, mutu dari hubungan interpersonalantara teman sejawat, atasan, dan bawahan.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penelitidapat menyatakan bahwa tingkat kepuasan kerjapegawai (termasuk guru) adalah perasaan senang atautidak senang yang dirasakan pegawai/guru terhadappekerjaannya. Perasaan keridakpuasan itu antara laintidak terpenuhinya harapan pegawai/guru terhadap (1)imbalan yang diterima dari lembaga/sekolah tempatmereka bekerja, (2) penghargaan terhadap hasil kerja,(3) tantangan pekerjaan, (4) pendidikan dan pelatihan,(5) kesesuaian dengan pekerjaan, dan (6) adanya jaminankerja.10| VOL. 01 Tahun I - September 2013Kepemimpinan TransformasionalKepemimpinan transformasional menurut GaryYukl, adalah seorang pemimpin dalam suatu organisasiyang bertugas mempertahankan sekaligus mentransformasikanorganisasinya terhadap perubahan dantantangan baru. Teori kepemimpinan transformasionalmerupakan pendekatan terakhir yang hangat dibicarakanselama dua dekade terakhir ini. Gagasan awal mengenaimodel kepemimpinan transformasional dikembangkanoleh James Mc Gregor Burns yang menerapkannyadalam konteks politik dan selanjutnya diterapkandalam konteks organisasional oleh Bernard Bass.Kepemimpinan transformasional didefinisikansebagai kepemimpinan yang melibatkan perubahandalam organisasi (dipertentangkan dengan kepemimpinanyang dirancang untuk memelihara statusquo). Kepemimpinan juga didefinisikan sebagai kepemimpinanyang membutuhkan tindakan memotivasipara bawahan agar bersedia bekerja demi sasaransasaran“tingkat tinggi” yang dianggap melampaui kepentinganpribadinya pada saat itu (Bass 1985; Burns1978; Tichy dan Devanna 1986, seperti dikutip olehLocke 1997).Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkanbahwa kepemimpinan transformasional adalah penilaianguru terhadap perilaku seorang pemimpin yangmempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan pekerjaanguna mencapai tujuan yang meliputi. Hal-halyang dinilai itu meliputi kemampuan (1) memberi wawasanmasa depan, (2) membangkitkan kebanggaan,(3) memiliki komitmen terhadap pekerjaan, (4) membinaguru dalam melaksanakan tugas mengajar, dan (5)melaksanakan strategi pembelajaran yang aktual.Iklim KerjaSteer menyatakan bahwa iklim organisasi dapatdipandang sebagai kepribadian organisasi yang dicerminkanoleh anggotanya. Sementara itu, Davis menyebutkanbahwa iklim organisasi adalah tempat merekamelaksanakan tugasnya. Dari kedua pendapat tersebut,dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud denganiklim organisasi ialah seluruh kondisi fisik dan sosiopsikologisyang mempengaruhi lingkungan kerjanya.Freiberg menegaskan bahwa iklim kerja yang sehatdi suatu sekolah memberikan kontribusi yang signifikanterhadapan proses KBM yang efektif. Ia memberikanargumen bahwa pembentukan lingkungan kerjasekolah yang kondusif menjadikan seluruh anggotasekolah melakukan tugas dan peran mereka secaraoptimal.Pendapat Freiberg dikuatkan oleh Atwool (1999)yang menyatakan bahwa lingkungan pembelajaransekolah tempat yang memberikan kesempatan kepadasiswa untuk melakukan hubungan yang bermakna didalam lingkungan sekolahnya, sangat diperlukan untukmeningkatkan kemampuan belajar siswa, memfasilitasisiswa untuk bertingkah laku yang sopan, sertaberpotensi untuk membantu siswa dalam menghadapimasalah yang dibawa dari rumah.Selanjutnya Samdal dan kawan-kawan juga telahmengidentifikasi tiga aspek lingkungan psikososialsekolah yang menetukan prestasi akademik siswa.Ketiga aspek tersebut adalah (1) tingkat kepuasansiswa terhadap sekolah, (2) keinginan guru, dan (3)hubungan yang baik dengan sesama siswa. Samdaljuga menyarankan bahwa intervensi sekolah yang meningkatanrasa kepuasan sekolah akan dapat meningkatkanprestasi.Berdasarkan pendapat di atas, yang dimaksud denganiklim kerja ialah suasana di lingkungan sekolahyang mendukung pelaksanaan tugas guru dengan indikasi(1) tersedianya fasilitas kerja, (2) tanggung jawab
pekerjaan, (3) terjalinnya hubungan kerja yang harmonis,(4) dukungan rekan kerja, dan (5) aturan dan sistemkerja.Kerangka BerpikirBerbagai teori di atas akhirnya dapat dijadikan dasaruntuk merrumuskan hubungan antara kepemimpinantransformasional dengan kepuasan kerja guru.Sebab, dalam pelaksanaan tugas di sekolah, seorangpemimpin atau kepala sekolah memegang perananpenting dalam mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.Seorang kepala sekolah yang demokrastis dandapat menempatkan diri sesuai situasi kerja akan sangatmempengaruhi semangat kerja guru. Sebaliknyabila kepala sekolah yang tidak peduli terhadap bawahannyadan tidak dapat membawa perubahan apa pundalam organisasi akan mempengaruhi kepuasan kerjabawahan (guru dan karyawan).Oleh karena itulah, peneliti menduga terdapathubungan positif antara kepemimpinan transformasionaldan kepuasan kerja. Semakin demokratis, kepemimpinantransformasional kepala sekolah, makintinggi kepuasan kerja guru dan karya wan. Iklim kerjayang kondusif menjadikan tempat kerja menyenangkandan membuat betah guru dan karyawan dalambekerja. Kesenangan dan kebetahan seseorang bekerjaakan mendorong produktivitas kerja mereka. Karenamereka merasa organisasi kerja merupakan bagian darihidupnya, sudah menjadi miliknya sehingga merekaberusaha bekerja keras untuk memajukan organisasinya.Semakin kondusif iklim kerja di lingkungan sekolah,makin tinggi kepuasan kerja guru.Selain itu peneliti juga menduga adanya hubunganantara kepemimpinan transformasional dan iklimkerja secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja.Ada tiga komponen pokok kepemimpinan, yaitu (1) pemimpin,(2) bawahan/pengikut, dan (3) tugas. Seorangpemimpin terutama dalam masa-masa perubahan harusdinamis dan efektif dalam mewujudkan tujuan organisasi.Untuk itu ia harus bekerja secara optimal denganmelibatkan berbagai sumber daya serta partisipasidari bawahan/pengikut. Syaratnya ia harus dapat menciptakansituasi kerja yang menyenangkan dan kondusif.Iklim kerja di lingkungan sekolah sangat menentukankepuasan kerja guru. Dari hubungan tersebut didugaterdapat hubungan positif antara kepemimpinantransformasional dan iklim kerja secara bersama-samadengan kepuasan kerja guru. Dengan perkataan lainmakin demokratis kepemimpinan transformasionalkepala sekolah dan makin kondusif iklim kerja di lingkungansekolah, makin tinggi kepuasan kerja guru.Hipotesis PenelitianBerdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan tiga hipotesis yang akanmenjadi titik tolak dalam penelitian untuk menjawabpermasalahan yang telah dirumuskan. Ketiga hipotesisdimaksud adalah (1) terdapat hubungan positifantara kepemimpinan transformasional (X 1) dengankepuasan kerja guru (Y), artinya, makin demokratiskepemimpinan transformasional kepala sekolah, makintinggi kepuasan kerja guru dan karyawan; (2) terdapatJURNAL EDUKASI IGIhubungan positif antara iklim kerja (X 2) dengan kepuasankerja guru/karyawan (Y), artinya makin kondusifiklim kerja guru makin tinggi kepuasan kerja guru dankaryawan; dan (3) terdapat hubungan positif antarakepemimpinan transformasional (X 1) dan iklim kerjaguru (X 2) secara bersama-sama dengan kepuasan kerjaguru dan karyawan (Y), artinya makin demokratis kepemimpinantransformasional dan makin kondusif iklimkerja makin tinggi kepuasan kerja guru dan karyawan.METODE PENELITIANTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara kepemimpinan transformasional daniklim kerja guru dan karyawan dengan kepuasan kerjaguru dan karyawan di sekolah YPPSB Sangatta KutaiTimur. Penelitian dilaksanakan pada empat unit sekolahYPPSB yaitu unit TK, SD-1, SD-2. dan SLTP YPPSB yangberlokasi di Komplek PT Kaltim Prima Coal SangattaKabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur.Responden penelitian sebanyak 63 orang yang diperolehmelalui teknik proportional random sampling.Metode penelitian yang digunakan berupa survey danpendekatan korelasional. Hubungan antara variabel X 1,X 2dengan variabel Y dalam penelitian ini dapat dilukiskandalam konstelasi hubungan variabel sesuai gambarberikut ini:X 1X 2Keterangan:X 1: kepemimpinan transformasionalX 2: iklim kerjaY : kepuasan kerjaGambar 1. Hubungan Antarvariabel yang DitelitiHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYAHubungan antara Kepemimpinan Transformasional(X 1) dengan Kepuasan Kerja Guru (Y)Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhanaantara pasangan data hubungan antara kepemimpinantransformasional (X 1) dengan kepuasan kerja guru(Y) diketahui nilai koefisien regresi b yang diperolehadalah sebesar b = 0,451, dan nilai kosntanta a sebesar45,07. Dengan demikian bentuk hubungan antarakepemimpinan transformasional dengan kepuasankerja guru dinyatakan melalui persamaan regresi: Ŷ =45,071 + 0,451 X 1.Untuk mengetahui apakah model persamaan regresitersebut dapat digunakan untuk membuat prediksi,maka dilakukan uji signifikansi dan linieritas denganmenggunakan uji F. Dari hasil perhitungan diperolehVOL. 01 Tahun I - September 2013 |11Y