01.11.2020 Views

Modul Perkuliahan Getaran dan Gelombang 2020

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

8.3 Pelayangan Gelombang

Dalam situasi dimana dua gelombang bunyi dengan frekuensi

sama bertemu, Anda telah melihat bagaimana prinsip superposisi

linear dapat menjelaskan interferensi konstruktif dan interferensi

destruktif. Bagaimana jika dua gelombang bunyi dengan frekuensi

berbeda sedikit bertemu? Ternyata, prinsip superposisi linear juga

dapat menjelaskan fenomena layangan.

Gambar 8.14 Prinsip superposisi linear juga dapat

digunakan untuk menjelaskan fenomena layangan. Di sini,

seorang pemain piano menyetel nada pianonya dengan

bantuan software dan layangan.

Garpu tala memiliki sifat menghasilkan bunyi dengan frekuensi

tunggal ketika digetarkan. Gambar 8.15 menunjukkan gelombang

bunyi yang dihasilkan oleh dua garpu tala yang diletakkan sejajar.

Kedua garpu tala dalam gambar adalah identik dan menghasilkan nada

dengan frekuensi 440 Hz. Salah satu garpu ditempeli dengan segumpal

kecil dempul sehingga frekuensinya berkurang menjadi 438 Hz. Ketika

kedua garpu tala digetarkan serentak, kuat bunyi yang dihasilkan naik

dan turun secara periodik-lemah, kuat, kemudian lemah, kemudian

kuat, dan seterusnya. Variasi kuat-lemahnya bunyi secara periodik

122 Wahyudi, S.Pd, M.Si, dkk/ Modul Perkuliahan Getaran dan Gelombang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!