download - Sekolah Tinggi Theologia Aletheia Lawang

menghadapi bencana alam. Hampir setiap hari kita membaca,
mendengar dan melihat adanya kecelakaan dan bencana alam yang
telah menghancurkan dan membuat manusia menderita. Karena itu,
perumpamaan ini sekali lagi berbicara kepada setiap kita apakah
kita berdiri di atas dasar yang benar dan kokoh yang memampukan
kita tetap teguh berdiri dalam menghadapi hidup yang penuh
tantangan ini dengan tetap menunjukkan iman dan ketaatan kita
kepada Allah. Atau sebaliknya kita berdiri diatas dasar yang rapuh
dan ketika tantangan itu datang kita menjadi tergoyah dan bahkan
kita dengan mudah dihanyutkan serta dihancurkan mereka.
Perumpamaan ini juga menantang gereja, agar mereka tidak berdiri
diatas fondasi yang salah, sehingga mereka akan ditegur
sebagaimana saat itu Yesus menegur orang-orang Farisi ―Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk
ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga‖ (Mat 7:21).
Kebahagiaan yang digambarkan dalam oleh Lukas bukan oleh
karena mereka memiliki ikatan persaudaraan lahiriah dengan Yesus
(Luk 8:21; 11:28), tetapi oleh karena respon mereka pada
pengajaran Kristus. Mereka yang berbahagia adalah mereka yang
bukan hanya mau mendengar, menerima dan meyakini Firman
Allah saja, tetapi yang juga menjadi pelaksana-pelaksana Firman
yang kemudian menunjukkan semuanya itu dalam iman dan
ketaatan mereka kepada Kristus.
Bibliografi
Balz, Horst, and Schneider, Exegetical Dictionary of the New
Testament, vol 1, Grand Rapids: Eerdmans, 1990.
Balz, Horst, and Schneider, Exegetical Dictionary of the New
Testament, vol 2, Grand Rapids: Eerdmans, 1991.
Balz, Horst, and Schneider, Exegetical Dictionary of the New
Testament, vol 3, Grand Rapids: Eerdmans, 1993.
34