26.09.2015 Views

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kemampuan konsumen sebagai bahan pertimbangan.<br />

Agaknya pemerintah Soeharto menggunakan pertimbangan<br />

lain. Tidak enaknya lagi pertimbangan tersebut<br />

cuma diketahui oleh pemerintah (dalam hal ini Mentamben),<br />

PLN, dan pengusaha listrik swasta. Transparansi<br />

yang dituntut masyarakat dan konsumen nampaknya<br />

belum bisa diberikan PLN.<br />

Banyak kalangan keberatan dengan cara jual-beli<br />

listrik seperti itu, termasuk anggota DPR RI, terutama<br />

Komisi VIII dan VI. Yayasan Lembaga Konsumen <strong>Indonesia</strong><br />

(YLKI) dan pengamat ekonomi UI Faisal H. Basri masuk<br />

juga dalam daftar orang-orang yang keberatan tersebut.<br />

Mereka semua senada menengarai adanya ke tidakberesan<br />

dalam penunjukan investor dan tender PLN. Yang paling<br />

vokal mengkritik Pemerintah adalah Iskandar Manji,<br />

mantan anggota Komisi VI DPR RI. Menurutnya dalam<br />

setiap proyek listrik swasta, selalu didapati surat dari<br />

Pemerintah untuk menyetujui PPA, dan PLN tak bisa<br />

menolaknya. Contohnya kasus PLTU Tanjung Jati C, yang<br />

ditunda bersama beberapa proyek lain akibat krisis.<br />

Penundaan ini tercantum terang- terangan dalam LoI IMF<br />

yang ditandatangani Soeharto. Melihat harga listrik<br />

swasta yang demikian tinggi itu dan bau kolusi yang<br />

menyengat, sebenarnya lebih masuk akal bila semuanya<br />

dibatalkan demi hukum. Namun entah dengan pertimbangan<br />

apa IMF cuma menjegal Proyek listrik Tanjung Jati<br />

C yang dimenangkan PT CEPA (Consolidate Electric Power<br />

Asia) <strong>Indonesia</strong>.<br />

CEPA <strong>Indonesia</strong> adalah konsorsium yang semula<br />

memenangi tender Proyek Listrik Tanjung Jati B pada akhir<br />

1995. Proyek Listrik Tanjung Jati C didapatnya kemudian<br />

dengan cara agak akrobatik. Ceritanya begini: pada akhir<br />

1995, CEPA <strong>Indonesia</strong> berhasil memenangi tender Proyek<br />

Listrik Tanjung Jati B senilai USS 1J7 miliar. Pada saat<br />

memenangi tender anggota konsorsiumnya adalah Cepa<br />

Hongkong dan PT International Manufacturing Producer<br />

Association (Impa) Energy, milik pelobi ulung Djan Faridz<br />

yang dikenal dekat dengan mba Tutut. Pengusaha yang<br />

amat tertutup itu kadang juga suka main sinterklassinterklasan.<br />

Pada 17 April 1996 misalnya, dia menyumbangkan<br />

100 unit sepeda motor kepada Pangdam Jaya<br />

waktu itu Mayjen Sutiyoso, untuk pengamanan ibukota<br />

menjelang pemilu. Nampaknya Impa Energy, milik Djan<br />

Faridz, sebagai anggota konsorsium muncul belakangan,<br />

sebab tahun 1994 konsorsium itu beranggotakan Cepa<br />

Hongkong dan PT Gunung Sewu Mulia. Menurut Sammy<br />

Supit, Direktur Impa, perusahaan yang dinakhodainya<br />

bergerak dalam bidang opera ting/developer pembangkit<br />

listrik dan merupakan pemasok hydro equipment terbesar<br />

di <strong>Indonesia</strong>. Bahkan PT Ciwi Kimia, ka ta dial ketika<br />

membangun pembangkit listriknya (1992), membeli<br />

equipment, termasuk genera tornya dari Impa.<br />

Terlepas dari prokontra penggantian anggota konsorsium<br />

Cepa <strong>Indonesia</strong>, proyek listrik swasta pukul ra ta<br />

memang berbau korupsi, kolusi dan nepotisme. Inidika tornya<br />

tak sulit didapat. Tinggal kita dere tkan saja proyek<br />

dan angka-angka investasi proyek-proyek tersebut, maka<br />

semuanya akan terpampang jelas di depan mata. Proyek<br />

Tanjung Jati B yang katanya men elan investasi US$ 1J7<br />

miliar atau Rp 4, 1 triliun dengan kurs waktu itu misalnya,<br />

jelas tak masuk aka!. Angka itu kelewat besar untuk<br />

pembangkit listrik berkapasitas 2 X 660 MW. Sebagai<br />

bandingan bisa kita ambil Proyek Tanjung Jati A, tetangganya<br />

yang ditangani Bakrie & Brothers (BB). Proyek yang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!