26.09.2015 Views

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Indonesia</strong> merupakan satu-satunya negara di dunia yang<br />

membatasi berlakunya ijazah. Di negara manapun di<br />

dunia, ijazah SMA adalah sertifikat dasar untuk menempuh<br />

jenjang yang lebih tinggi kapan pun dia mau. Si<br />

pemilik, yang telah menempuh perjuangan begitu lama<br />

dengan penuh kesabaran dan ke tekunan, boleh bangga<br />

setelah meraihnya. Setelah itu dia boleh langsung ke<br />

perguruan tinggi. Boleh juga bekerja dulu 1, 2 tahun<br />

bahkan 10 atau 20 tahun, kemudian masuk ke perguruan<br />

tinggi. Itu adalah hak dia sebagai warganegara dan<br />

sepenuhnya dilindungi undang-undang. Dulu orang<br />

<strong>Indonesia</strong> juga memiliki hak seperti itu, tapi kemudian<br />

terus direduksi pemerintahnya sendiri sejak pertengahan<br />

dasawarsa ·80-an.<br />

Tak ada penjelasan rasional buat ketidakadilan itu<br />

sampai orba jatuh. Namun karena tak ada juga yang<br />

mempersoalkannya, maka dia bisa berlangsung terus dan<br />

terus. Saya pernah menanyakan masalah ini kepada Prof.<br />

Dr. Wardiman (Menteri PDK pada Kabinet Pembangunan<br />

VI) dalam sebuah pertemuan dengan mahasiswa <strong>Indonesia</strong><br />

di Delft (1993). Dia menjawab bahwa penduduk<br />

<strong>Indonesia</strong> sangat besar dan setiap tahun yang tamat dari<br />

SMU juga sangat banyak. Kapasitas perguruan tinggi di<br />

seluruh <strong>Indonesia</strong> tak bisa menampung mereka semua.<br />

Jadi perlu ada pembatasan. Jawaban itu tentu saja tidak<br />

menyelesaikan masalah. Padahal Cina yang penduduknya<br />

5 kali lipat lebih besar daripada <strong>Indonesia</strong>, tak melakukan<br />

pembatasan tak kreatif seperti itu.<br />

Tugas pemerintah dan menteri-menterinya tentu<br />

bukan mengumpulkan masalah, tapi mengatasi masalahmasalah<br />

itu demi masa depan bangsa. Bila PDK (depdiknas)<br />

dan perguruan tinggi negeri (PTN) sendiri tak bisa<br />

menghargai output atau produk dari sistem pendidikannya,<br />

bagaimana negeri lain akan menghargainya? Dalam<br />

hal ini perguruan tinggi swasta dan dunia bisnis lebih bijak<br />

daripada PDK dan PTN, yang cuma mengadministrasi<br />

tahun ijazah. Kedua institusi itu lupa memperhatikan<br />

bahwa yang lulus itu adalah manusia dewasa yang punya<br />

otak dan cita-cita. Sebetul-nya terbatasnya ruangan<br />

yang dapat menampung mahasiswa baru di perguruan<br />

tinggi sudah dimaklumi semua orang. Itu sebabnya<br />

diadakan tes penyaringan, agar yang benar- benar berminat<br />

dan berotak encer yang masuk. Namun menghalangi<br />

orang ikut berkompetisi merebut bangku terhormat di<br />

PTN, cuma karena ijazahnya dianggap kedaluwarsa,<br />

adalah bertentangan dengan hak azasi manusia. Itu<br />

merupakan pengkhianatan terhadap cita-cita kemerdekaan.<br />

Masih dalam urusan dengan ijazah SMU, pemerintah<br />

juga mewajibkan kepada anak-anak mud a harapan bangsa<br />

itu untuk melegalisasi ijazah. Sertifikat penting itu, yang<br />

baru saja mereka terima dari PDK lewat sekolah masingmasing,<br />

itu mesti mereka dilegalisir di kantor PDK setempat.<br />

Apa gunanya? Apakah pemerintah tidak percaya<br />

pada keaslian ijazah yang dikeluarkannya sendiri? Kalau<br />

itu alasannya, harus dibikin ijazah yang tak bisa dipalsu<br />

dan tegakkan supremasi hukum. Artinya sindikat pemalsu<br />

ijazah yang harus diperangi dan diberi hukuman berat.<br />

Bukan malah menghukum anak-anak yang baru lulus untuk<br />

melegalisasi ijazahnya yang sudah legal dan asli. Apalagi<br />

yang dilegalisasi adalah potocopinya dan bisa dititipkan<br />

kepada orang lain. Jadi tak ada pemeriksaan teliti soal<br />

keaslian ijazah pada saat legalisasi. Yang penting bagi<br />

petugas di sana adalah legalisasi ijazah itu dibayar per

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!