26.09.2015 Views

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

dari Rp 15.000- 17.000/US$ saat memulai pemerintahannya<br />

menjadi Rp 6. 700/US$ saa t menyerahkan es tafe t<br />

kepada Gus Dur. Juga terbukti berhasil mengerek indeks<br />

harga saham gabungan IHSG dari 300 ke 700, Habibie<br />

saat itu tidak bisa menjelaskan konsepnya secara<br />

gamblang. Dia tak dapat menunjukkan bagaimana<br />

langkah-Iangkahnya membawa 'pesawat <strong>Indonesia</strong>'<br />

menanjak lagi. Tak dapat diketahui pula bagaimana<br />

konsep itu harus dijalankan, bagaimana tahapannya, dan<br />

bagaimana pula hitungan-hitungannya. Sedang inflasi<br />

secara akumulatif telah mencapai 80 sampai 100% tahun<br />

1998 menuru t perhi tungan IMF. Bagaimana melunakkannya?<br />

Semuanya masih gelap. Tidak heran bila orang<br />

meragukan konsepnya. Bahkan banyak juga yang<br />

meragukan apakah ahli pesawat itu benar- benar punya<br />

konsep atau tidak. "Di bidang ekonomi Habibie sangat<br />

tergantung pada Widjojo. Padahal ilmu mereka (Widjojo,<br />

Ali Wardhana, Ginanjar) dari dulu itu-itu saja, yaitu IMF,<br />

Asian Development Bank, World Bank, dan negara donor.<br />

Dan kini terbukti international capital-Iah yang menyebabkan<br />

kita hancur dengan utang-utang itu," kata Syahrir<br />

pasti. "Kebijakan <strong>Indonesia</strong> satu, IMF," tambahnya. Cuma<br />

seperti yang terbukti kemudian setelah kabinet transisi<br />

Habibie, Kabinet-kabinet selanjutnya pun tak bisa melepaskan<br />

diri dari cengkraman IMF, Asian Development<br />

Bank, World Bank dan Negara donor. Karena itu pula<br />

perubahan radikal tak pernah bisa dibuat, mungkin tanpa<br />

disadari kaum intelektual bangs a In! telah berhasil<br />

dilumpuhkan.<br />

4. Upaya Menjinakkan Harga Sembako<br />

Diberitahukan kepada para pembeli minyak goreng,<br />

bahwa terhitung mulai 18 Juni 1998 penjualan minyak<br />

goreng dialihkan ke PT Dharma Niaga. Alamat: JI .<br />

Kalibesar Barat 11 Jakarta Kota . DA. nomor 0706 a/n<br />

Pasar Rebo Agency sebanyak 1.089 kg, pengambilan<br />

di KPB, dibatalkan.<br />

Kalimat-kalimat tadi tertera pada papan pengumuman<br />

di PT Kantor Pemasaran Bersama (KPB) PT Perkebunan<br />

Nusantara (PTPN) di JI. Cut Meutia, Jakarta ( 17/6/98).<br />

Pemberitahuan tersebut sekaligus mengakhiri tugas KPB.<br />

PTPN sebagai penyalur tunggal minyak goreng. PT . Dharma<br />

Niaga (DN) mengambilalih tugasnya. Tiga minggu kemudian<br />

DN sudah memiliki sebuah gudang seluas 2 ribu meter<br />

persegi di kawasan Penggilingan, 7 tangki minyak berkapasitas<br />

8,5 ton/tangki, dan mempekerjakan 200 karyawan<br />

pengepakan ( 160-nya wanita) . Mereka dibayar Rp 8.500/<br />

hari. Dalam sehari DN bisa memasarkan 40-50 ton minyak<br />

goreng tak bermerek. Sebagian besar dipasok PTPN dari<br />

Medan. Prestasi itu sebenarnya luar biasa, tapi karena<br />

besarnya pasar yang mau dilayani, prestasi tersebut<br />

menjadi tak berarti. Minyak sebanyak itu hanya dapat<br />

menjangkau 20-25 kelurahan di DKI Jakarta.<br />

Namun DN memang tidak menyerah. Perusahaan itu<br />

kemudian menambah kapasitasnya menjadi 100 ton/hari .<br />

Ini pun tentu masih terlalu kecil untuk bisa meminyaki<br />

seluruh <strong>Indonesia</strong>, tanah air dengan 200 juta lebih penduduk.<br />

Satu-satunya jalan, ka ta Menperindag Rahardi<br />

Ramelan, adalah menambah jalur distribusi. "Saya tidak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!