26.09.2015 Views

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pengusaha hutan sebanyak Rp 700-900 miliar. Tahun<br />

anggaran 1998/1999, ka ta sebuah sumber di Dephutbun,<br />

bahkan meningkat sampai Rp 1,2 triliun. Menurut Dirjen<br />

Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan (RRL) waktu itu Harsono,<br />

alokasi DR untuk rehabilitasi lahan hanya 10% dari dana<br />

yang diterima setiap tahunnya. Bila dibiarkan nganggur<br />

saja di deposito, tentu jumlahnya sudah bertambah<br />

secara otomatis sesuai tingkat suku bunga. Cuma ini<br />

mengandung resiko yang tidak kecil. Bila hutan-hutan itu<br />

semakin gundul dan rehabilitasinya dibengkalaikan, pada<br />

saatnya nanti rakyat sekitar hutan dan masyarakat umum<br />

akan menuai bencana, mulai dari tanah longsor sampai<br />

banjir bandeng. Bila itu terjadi, maka kerugiannya akan<br />

jauh lebih besar daripada akumulasi dana yang terkumpul<br />

di tambah bunganya sekaligus. Rakyat di desa-desa<br />

sekitar hutan, yang tak ikut menikmati manisnya harga<br />

kayu dan pulp, akan langsung jatuh miskin dan melarat<br />

akibat kehilangan harta, benda, rumah dan anggota<br />

keluarga.<br />

Sebagian dana itu memang tetap nganggur dan<br />

menghasilkan bunga. Sebagian lagi telah mengalir ke<br />

berbagai bidang usaha seperti pabrik kertas dan Hutan<br />

Tanaman Industri (HTI) . Dana reboisasi juga mengalir ke<br />

megaproyek sejuta hektar lahan gambut, industri pesawat<br />

terbang (IPTN) dan pupuk urea tablet. Bahkan dunia<br />

olahraga juga kebagian aliran dana tersebut, misalnya<br />

Panitia SEA Games, dan lain-lain.<br />

Anda pasti membayangkan bahwa dana itu telah<br />

mengalir ke berbagai bidang usaha melalui seleksi dan<br />

perhitungan cermat seorang Fund Manager jempolan.<br />

Atau setidak- tidaknya Dephutbun sebagai institusi<br />

pemerintah memiliki tim khusus untuk mengelola dana<br />

tersebut, sehingga turn over-nya bisa lebih tinggi lagi.<br />

Namun kenyataan berbicara lain. Lembaga pemerintah<br />

penguasa hutan tersebut cuma memiliki tim pemungut<br />

dana. Bahkan guna memudahkan pengusaha menyetor<br />

DR, seperti diakui Sekjen Dephutbun Oetomo S,<br />

Dephutbun menyediakan 7 buah rekening atas nama<br />

Menhutbun: dua rekening di Bank <strong>Indonesia</strong>, satu di Bank<br />

Dagang Negara (BDN), satu lagi di Bank Bumi Daya (BBD),<br />

dan tiga rekening di Bank Eksim. Soal penggunaannya<br />

Dephutbun boleh jadi penonton. "Kita ini kan hanya<br />

pengumpul saja. Soal penggunaan DR dan bunganya itu<br />

bukan wewenang kita. Semuanya dikeluarkan berdasarkan<br />

Keppres", tutur Oetomo S terus terang ketika ditemui<br />

penulis untuk majalah SWA, 17 Pebruari 1999 (pk. 16.30)<br />

di ruang kerjanya.<br />

Pengakuan Oetomo membuktikan betapa tidak berdayanya<br />

Dephutbun dihadapan Soeharto ketika masih<br />

berkuasa. Sebagai bawahan, ka tanya, tidaklah mungkin<br />

Departemennya menolak perintah presiden. Dengan sikap<br />

inferior seperti itu memang dapat dimaklumi bila terjadi<br />

penyimpangan penggunaan dana. Sejak dipungut 10<br />

tahun silam, DR seolah menjadi sumber dana murah tak<br />

bertuan bagi siapa saja yang memerlukannya. Pada saat<br />

sama Soeharto menjadi satu-satunya manajer pengelola<br />

dana (Fund Manager) yang bekerja tanpa tim. Tidak<br />

heran bila untuk dapat memanfaatkan dana 'nganggur'<br />

tersebut cuma diperlukan satu syarat, punya hubungan<br />

dekat dengan sang raja.<br />

Cara pengelolaan dana ala orba itu kemudian dihentikan<br />

Dana Moneter Internasional (IMF) yang masuk lewat<br />

pintu krisis. Dalam salah satu klausulnya IMF meminta<br />

pemerintah agar DR dimasukkan ke kas negara, persis

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!