26.09.2015 Views

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia - Biar sejarah yang bicara

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pula oleh Presdiden Abdurrahman pada 10 Februari 2000.<br />

Lalu bagaimana menristek, mantan peneliti Lippi, itu bisa<br />

memajukan IPTN? BUMN itu, menurut Pak Menteri, akan<br />

diarahkan untuk melakukan diversifikasi yang amat luas.<br />

Alasannya? Dari beberapa kali kunjungannya ke industri<br />

stra tegis, seperti PT Pal, PT Boma Bisma Indra, dan PT<br />

Pindad, ternyata yang masih bisa meraih laba adalah<br />

indus tri- indus tri yang berani melakukan diversifikasi.<br />

Bagi manajemen IPTN diversifikasi usaha bukanlah<br />

barang baru. Dia satu paket dengan restrukturisasi manajemen<br />

yang telah dijalankan sejak krisis. Sejak dipaksa<br />

untuk menghidupkan dirinya sendiri dengan kerja, BUMN<br />

buatan Habibie itu telah mengurangi sekitar 6 ribu<br />

karyawannya tahun 1999. Kini dengan hanya sekitar 10<br />

ribu karyawan, IPTN merasa lebih lincah melangkah untuk<br />

melakukan diversifikasi. "Core business kita tetap pembuatan<br />

pesawat. Jadi policy- nya 70% core competen kita<br />

tetap diarahkan ke pembuatan pesawat dan komponenkomponennya.<br />

Sisanya yang 30% kita arahkan untuk<br />

melakukan pekerjaan-pekerjaan yang cepat menghasilkan<br />

revenue untuk biaya operasional, misalnya membuat<br />

antena parabola, simulator pelabuhan, Airtraffic con troll,<br />

anjungan minyak, barang-barang elektronik, mendisain<br />

mobil, gedung, jembatan, dan lain-lain," papar Paramayuda<br />

tenang. Paramajuda memang tidak mengada-ada.<br />

Sampai saat itu IPTN telah memproduksi sekitar 2000<br />

antena parabola buat kebutuhan Indovision. Sedangkan<br />

untuk disain otomotif, BUMN ini telah menandatangani<br />

kerjasama dengan Toyota (Jepang) dan tidak lama lagi<br />

bekerjasama juga dengan Proton Saga (Malaysia).<br />

Di samping itu IPTN di bawah komando Paramayuda<br />

sedang berusaha mengundang investor asing. 49% saham<br />

BUMN itu nantinya akan dilego kepada asing agar bisa<br />

bernafas lebih lega buat pengembangan-pengembangan<br />

yang memang butuh dana banyak. Ini sebetulnya langkah<br />

mundur, tapi manajemen nampaknya tak punya alternative<br />

lain. Menurutnya hal itu amat perlu agar IPTN<br />

nantinya bisa menjadi pemain terbesar dalam industri<br />

pesawat terbang di Asia. Saat ini untuk pesawat sekelas<br />

CI\I-235 IPTN sudah menjadi yang terbesar. Tentu maksud<br />

tersebut cuma bisa kesampaian, bila IPTN berhasil<br />

merestrukturisasi utangnya yang Rp 900 miliar itu.<br />

Sementara ini untuk sekadar menyambung hidup<br />

IPTN merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Kami<br />

tidak pernah berhenti berproduksi. Cuma kegiatannya<br />

menjadi agak lambat. Produksi massal memang kita kurangi<br />

drastis. Namun kegiatan produksi tetap jalan dengan<br />

hanya memproduksi pesawat- pesawat yang sudah<br />

disertifikasi dan sudah ada kontraknya," ungkap Paramayuda<br />

sengit sekaligus membantah isu bahwa kegiatan<br />

produksi di IPTN sempat terhenti.<br />

Hal itu dibenarkan Deputy Teknologi Industri Rancang<br />

Bangun BPPT Dr. Said D. Jenie yang banyak meman-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!