02.07.2013 Views

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

kemampuan untuk menjadikannya sebuah karya kreatif yang perlu terus<br />

dikembangkan. Fenomena seni rupa baru, seni instalasi merupakan<br />

suatu gejala keinginan seniman untuk dapat menerobos kebuntuan<br />

dalam berkreasi. Hal ini terjadi di seluruh dunia, karena manusia selalu<br />

menginginkan perubahan termasuk dalam berkesenian.<br />

C. Proses <strong>Kreatif</strong> Dalam Seni Rupa<br />

Proses kreatif berada di dalam benak, pada awalnya banyak<br />

melibatkan intuisi <strong>dan</strong> bawah sadar, imajinasi, <strong>dan</strong> emosi, selanjutnya<br />

melibatkan logika <strong>dan</strong> tindakan untuk solusi <strong>dan</strong> realisasinya. Hal ini<br />

sesuai dengan temuan para ahli neuropsikologi, bahwa kemampuan<br />

intusi, kreativitas <strong>dan</strong> emosi yang berada pada hemisphere otak sebelah<br />

kanan berinteraksi dengan kemampuan logika, analitis, yang berada<br />

pada belahan hemisphere otak sebelah kiri. Oleh karena itu kemampuan<br />

kreatif tidak dapat berdiri sendiri tanpa melibatkan kemampuan logika<br />

analitis <strong>dan</strong> tindakan nyata untuk merealisasikannya. Dari temuan para<br />

ahli neuropsikologi setiap orang memiliki kapasitas kreatif hanya<br />

kadarnya yang berbeda oleh, karenanya dapat dikembangkan atau<br />

dimaksimalkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui<br />

latihan yang terstruktur. Biasanya gagasan kreatif muncul secara intuitif<br />

berupa gambaran sepintas yang belum jelas, kemudian dihubungkan<br />

dengan persepsi sadar, sejak itu gagasan bukan lagi bersifat intuitif tetapi<br />

sudah merupakan pengalaman alam sadar. Untuk mendapatkan gagasan<br />

kreatif perlu aktif, tidak ada gagasan muncul tanpa suatu upaya.<br />

Kreativitas adalah sesuatu yang bergerak, apabila tidak beranjak dari<br />

satu kondisi ’yang itu-itu saja’ maka perlu upaya ke luar dari belenggunya<br />

untuk menuju ke alam kreatif yang luas <strong>dan</strong> tak terbatas. Upaya kreatif<br />

adalah menyenangkan, karena a<strong>dan</strong>ya gagasan-gagasan segar sehingga<br />

suatu kondisi yang mandeg akan mengalir, inilah yang menyebabkan<br />

peradaban manusia tidak statis. Benak manusia selalu bergerak, energi<br />

yang menggerakkannya akan lebih bermanfaat jika dapat digunakan<br />

untuk memikirkan hal-hal yang sifatnya kreatif berguna bagi<br />

perkembangan kebudayaan <strong>dan</strong> peradaban manusia.<br />

Frank E. William dalam Bob Eberly, membedakan proses kreatif yang<br />

dapat mendukung ekspresi kreatif menjadi dua yaitu Cognitive Processes<br />

<strong>dan</strong> Affective Processes. Cognitive Processes terdiri dari fluensi yaitu<br />

keluwesan dalam berpikir dengan menghasilkan gagasan dalam jumlah<br />

yang banyak dalam waktu singkat; fleksible yakni kemampuan<br />

menyesuaikan pikiran <strong>dan</strong> memberi gagasan alternatif <strong>dan</strong> pan<strong>dan</strong>gan<br />

yang berbeda; orisinilaitas dapat menghasilkan gagasan yang lain <strong>dan</strong><br />

unik serta memberi respon yang cerdas, tidak biasa, <strong>dan</strong> baru elaborasi<br />

369

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!