02.07.2013 Views

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

yakni kemampuan untuk memperkaya, menghaluskan ide yang masih<br />

sederhana detai menjadi lengkap <strong>dan</strong> elegan. Untuk Affective Processes<br />

terdiri dari curiosity yaitu rasa ingin tahu yang besar; bersedia mengambil<br />

resiko ditandai dengan perasaan bebas untuk menerka <strong>dan</strong> tidak takut<br />

salah, berspekulasi, avonturir; suka menghadapi hal-hal yang rumit <strong>dan</strong><br />

menyusunnya untuk menjadi teratur <strong>dan</strong> senang menghadapi tantangan;<br />

intuisi yaitu berpikir cepat <strong>dan</strong> mencerna gagasan atau informasi secara<br />

mandiri.<br />

D. Tipe Proses <strong>Kreatif</strong> Seni Rupa<br />

Gagasan yang dilahirkan oleh manusia tidak secara serta merta lahir,<br />

suatu gagasan baru yang diciptakan manusia mengalami suatu proses.<br />

Ada beberapa teori mengenai terjadinya proses kreatif, Graham Wallas<br />

mengklasifikasikan menjadi empat tahap dengan pendekatan masalah<br />

yakni: tahap pertama disebut preparation, pada tahap ini masalah<br />

diselidiki dari segala aspek untuk dapat melman<strong>dan</strong>gnya secara obyektif.<br />

Tahap kedua disebut sebagai masa incubation yakni orang tidak<br />

menyadari se<strong>dan</strong>g memikirkan suatu masalah, tahap ketiga disebut tahap<br />

ilmunination yaitu ketika munculnya gagasan-gagasan yang baik untuk<br />

memecahkan masalah. Tahap terakhir adalah verification, pada tahap ini<br />

terjadi pengujian dari gagasan atau solusi yang dipilih <strong>dan</strong> juga sebagai<br />

tahap penyempurnaan untuk dapat dijadikan produk yang dapat berlaku<br />

secara umum.<br />

Selain Wallas, ada pula rumusan dari Kandinski seorang pelukis<br />

kenamaan Rusia. Berdasarkan pengalamannya dalam menggeluti seni<br />

lukis, ia merumuskan proses kreatifnya menjadi tiga tahap yaitu: tahap<br />

pertama disebut impresion ketika seorang seniman mendapat kesan<br />

langsung dari alam yang dicurahkan ke dalam bentuk gambar. Tahap<br />

kedua adalah improvisation sebagai ekspresi terdalam yang sifatnya<br />

non-material, <strong>dan</strong> terakhir adalah composition sebagai tahap<br />

pembentukan elspresi <strong>dan</strong> perasaan secara perlahan dengan<br />

pembetulan <strong>dan</strong> pengulangan untuk mendapatkan bentuk yang<br />

diinginkan. Seniman adalah salah satu kelompok manusia kreatif begitu<br />

pula ilmuwan. Seniman bekerja biasanya menggerakkan kemampuan<br />

kreatifnya dengan memilih atau mendapat sekilas gagasan dari suatu<br />

fenomena seperti kondisi benda, suasana, mimpi <strong>dan</strong> sebagainya.<br />

Kemudian dari sekilas gagasan itu dikembangkan, dilakukan eksplorasi<br />

dapat secara terstruktur <strong>dan</strong> sintesa, intuitif <strong>dan</strong> emosional, abstraksi<br />

dapat masuk dalam keduanya. Proses kreatif dapat pula terjadi bukan<br />

karena rangsang yang menyenangkan tetapi muncul dari suatu masalah.<br />

Misalnya Delacroix tidak puas menyaksikan kecelakaan di laut yang<br />

menyebabkan banyak korban dari penumpangnya sementara awak kapal<br />

selamat, <strong>dan</strong> pemerintah tidak banyak menaruh perhatian. Dengan<br />

masalah itu menimbulkan kejengkelan <strong>dan</strong> ini dijadikan motivasi untuk<br />

370

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!