SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sangat diperlukan. Kedua hal ini memiliki hubungan timbal balik, karena<br />
tanpa kematangan teknik sulit untuk mencapai keindahan yang<br />
dinginkan, begitu pula tanpa kepekaan estetik sulit merealisasikan teknik<br />
yang telah dikuasai.<br />
Ide atau gagasan merupakan satu aspek dalam karya seni yang harus<br />
diketahui, ide ini bukan sekedar tema tetapi menyangkut sesuatu yang<br />
ingin disampaikan oleh senimannya. Untuk mengetahui itu yang<br />
diperlukan adalah deskripsi dari sang seniman tentang karyanya. Hal<br />
yang terakhir perlu diketahui dalam melakukan apresiasi adalah tentang<br />
sejarah, atau perkembangan senimannya dalam berkarya, juga mengenai<br />
kehidupan personalnya, <strong>dan</strong> motivasinya dalam berkarya. Hal ini juga<br />
penting untuk diketahui, sehingga memahami bagaimana sang seniman<br />
sampai pada jenis karya yang dibuatnya. Ka<strong>dan</strong>g ada seniman karena<br />
idealismenya tinggi <strong>dan</strong> motivasi untuk mendapatkan sesuatu yang baru<br />
sangat kuat bergejolak dalam dirinya sebagai titik tolak menciptakan<br />
karyanya maka ia rela meninggalkan semua yang telah dimilikinya.<br />
D. Pendekatan Dalam Melakukan Apresiasi Seni Rupa<br />
Dalam melakukan apresiasi seni rupa ada beberapa pendekatan yang<br />
dapat dilakukan, yaitu pendekatan kritik seni, analitik, <strong>dan</strong> kognitif.<br />
Ketiganya memiliki cirinya tersendiri.<br />
1. Pendekatan kritik<br />
Pendekatan kritik maksudnya melakukan apresiasi dengan cara kritis,<br />
dalam melakukan kritisi terhadap karya seni ada empat jenis <strong>dan</strong> tiga<br />
gaya dalam melakukannya.<br />
a. Jenis kritik seni, menurut Feldman ada empat jenis kritik seni<br />
yaitu: Kritik jurnalistik, pedagogik, ilmiah, <strong>dan</strong> populer.<br />
1) Kritik jurnalistik, merupakan upaya mengulas suatu karya seni<br />
biasanya ketika ada pameran. Ciri-ciri dari kritik jurnalistik ini bahasanya<br />
mudah dimengerti namun ulasannya tidak mendalam tetapi singkat <strong>dan</strong><br />
padat. Kritik ini semacam berita dengan ulasan ringan ditujukan kepada<br />
pembaca berita surat kabar <strong>dan</strong> majalah sebagai informasi tentang<br />
peristiwa seni yang se<strong>dan</strong>g berlangsung dengan tambahan ringkasan<br />
tentang tema yang diungkap dalam karya yang dipamerkan.<br />
Keterbatasan kritik ini karena jangkauannya kepada masyarakat umum<br />
bukan masyarakat penggemar seni sehingga tidak menggunakan ulasan<br />
yang mendalam untuk lebih memberikan informasi kepada masyarakat<br />
umum tentang karya seni yang dipamerkan.<br />
409