SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
melahirkan karya luar biasa dengan judul Rakit Medusa (gb 166).<br />
Gerakan Dadaisme di Eropa <strong>dan</strong> Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia<br />
berawal pula dari rasa ketidakpuasan terhadap kemapanan sehingga<br />
menimbulkan pembrontakan melalui cara seni rupa.<br />
1. Tipe terstruktur <strong>dan</strong> sintesa<br />
Proses kreatif seniman seni rupa tipe terstruktur <strong>dan</strong> sintesis<br />
melahirkan perupa dengan berbagai tipe yaitu realis, naturalis, dekoratif,<br />
impresioni, surealis, kubistis, <strong>dan</strong> abtrak. Keenam jenis seniman ini pada<br />
awal bekerja prosesnya sama yaitu mencari gagasan dengan melakukan<br />
pengamatan atau observasi, <strong>dan</strong> proses eksplorasi selanjutnya<br />
mengambil cara yang berbeda.<br />
Seniman atau perupa dengan gaya naturalis <strong>dan</strong> realis mungkin<br />
setelah mendapatkan gagasan atau emosi estetiknya tergugah oleh<br />
suatu kondisi benda atau suasana dapat langsung menangkap keindahan<br />
itu dengan melukiskannya di tempat, atau membuat catatan berupa<br />
sketsa kemudian dikembangkan di studio tempat kerjanya. Bagi<br />
kelompok dekoratif, surealis <strong>dan</strong> kubistis mereka juga mengambil jalur<br />
berbeda, setelah mendapat gagasan mereka mungkin membuat catatan<br />
lalu bekerja di studio. Seniman dengan tipe prose kreatif terstruktur <strong>dan</strong><br />
a<br />
Gambar 216. (a) Dullah, Pintu Gerbang Bali, (b) Lee<br />
Man-Fong, Penari Legong (sumber: Koleksi Presiden<br />
Soekarno<br />
b<br />
371