SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
obyek keindahan berupa bunga, binatang, <strong>dan</strong> peman<strong>dan</strong>gan. Realisme<br />
mengenai image dalam karya seni rupa merupakan gambaran nyata<br />
sebagai hal utama <strong>dan</strong> juga kemampuan teknis dalam menggarap bahan<br />
menjadi karya yang nampak relaistik.<br />
Ekspresi dalam karya seni tercermin dari tampilannya, pada tahap<br />
pertama menyangkuta masalah pikiran, perasaan <strong>dan</strong> prilaku, meliputi<br />
perasaan gembira, sedih, marah <strong>dan</strong> lain-lainnya. Pada tahap kedua<br />
tercermin tentang pengungkapan perasaan, menghubungkan seniman<br />
dengan lukisannya, serta konsep tentang ekspresi senimannya <strong>dan</strong> tahap<br />
ketiga mengenai subyektivitas, ekspresi individual <strong>dan</strong> interpretasi. Tahap<br />
keempat mengenai ekspresi adalah kebenaran interpretasi, <strong>dan</strong> publisitas<br />
karya seni.<br />
Medium, bentuk, <strong>dan</strong> gaya; medium adalah benda-benda yang<br />
digunakan seniman <strong>dan</strong> dilihat oleh apresiator berupa cat, kertas, batu,<br />
kayu, logam <strong>dan</strong> sebagainya. Bentuk mencakup unsur yang disusun<br />
berupa komposisi, <strong>dan</strong> gaya merupakan kesamaan artikulasi dari<br />
beberapa karya seni. Aspek ini dimulai dari tahap kedua hingga keempat.<br />
Aspek judgement terdiri dari dua hal yaitu kriteria untuk menilai karya<br />
seni <strong>dan</strong> apresiator sebagai penilai, aspek ini dimulai dari tahap kedua<br />
hingga kelima.<br />
Lebih detail mengenai tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.<br />
a) Favoritisme<br />
Tahap ini disebut pula tahap pertama, karakteristik utama tahap ini<br />
adalah refleksi intuitif yang sifatnya subyektif sangat kuat terhadap karya<br />
seni. Terutama terhadap susunan warna, apresiator mengerti bahwa<br />
karya seni memiliki makna tetapi tidak mengetahui secara pasti, secara<br />
psikologis tahap ini tidak mempedulikan pendapat orang orang lain,<br />
dalam hal estetik karya seni terutama lukisan merupakan obyek yang<br />
menyenangkan baik figuratif maupun non-figuratif. Ungkapan-ungkapan<br />
yang sering ada pada tahap ini seperti “saya suka warnanya” atau “ saya<br />
suka bentuknya seperti anjing” tanpa meman<strong>dan</strong>g lukisan itu secara<br />
teknik <strong>dan</strong> estetik baik atau buruk.<br />
b) Keindahan <strong>dan</strong> realisme<br />
Tahap ini adalah tahap kedua, yang menonjol cirinya adalah tentang<br />
subyek dalam karya seni, representasi yang ditampilkannya. Karya seni<br />
yang baik adalah jika merepresentasikan sesuatu <strong>dan</strong> realistik yang<br />
menampilkan emosi subyeknya seperti tersenyum, sedih, <strong>dan</strong> gerakan.<br />
Secara psikologis tahap ini menghargai pendapat orang lain, <strong>dan</strong> secara<br />
estetik tahap ini menyadari a<strong>dan</strong>ya sesuatu yang dilukiskan pada karya<br />
seni secara realistik. Ungkapan-ungkapan yang sering dilontarkan dalam<br />
420