02.07.2013 Views

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

5. Menggambar Manusia<br />

Menggambar manusia memerlukan keterampilan <strong>dan</strong> ketekunan yang<br />

lebih dibanding menggambar obyek lainnya. Hal ini disebabkan karena<br />

bentuk tubuh manusia memiliki anatomi tubuh <strong>dan</strong> plastisitas yang<br />

kompleks <strong>dan</strong> sekaligus indah. Untuk dapat menguasainya dibutuhkan<br />

pengetahuan tentang anatomi plastis tubuh manusia, yaitu tentang<br />

fenomena permukaan bentuk tubuh manusia. Calon seniman seni rupa<br />

tidak perlu mempelajari ilmu anatomi layaknya mahasiswa kedokteran,<br />

yang dibutuhkan hanyalah pengetahuan penampakan luarnya <strong>dan</strong><br />

penyebab timbulnya plastisitas tubuh tersebut. Oleh sebab itu calon<br />

seniman seni rupa harus mengetahui apa yang ada dibalik kulit manusia<br />

utamanya unsur pembentuknya yaitu tulang <strong>dan</strong> otot, ketika tulang <strong>dan</strong><br />

otot bergerak bentuk permukaan tubuh berubah, sehingga orang yang<br />

diam anatomi plastisnya berbeda dengan orang dalam keadaan<br />

bergerak. Hal ini tentu sangat penting untuk diketahui oleh seniman seni<br />

rupa yang ingin memperdalam seni ilustrasi grafis seni lukis realis yang<br />

banyak memerlukan gambar manusia.<br />

Menelusuri kembali tentang pengetahuan anatomi manusia, hal ini<br />

dimulai pada zaman Mesir Kuno <strong>dan</strong> trutama Zaman Yunani Kuno.<br />

Seniman Yunani Kuno sangat tertarik pada keindahan tubuh, mereka<br />

mendapatkan proporsi ideal tinggi manusia adalah tujuh setengah kali<br />

panjang kepalanya, se<strong>dan</strong>gkan Leonardo da Vinci mematok proporsi<br />

ideal tinggi manusia adalah delapan kali tinggi kepalanya. Seniman<br />

Yunan Ploclitus pada abad ke 5 Sebelum Masehi, menentukan bahwa<br />

olahragawan atau atlit adalah manusia yang memiliki anatomi <strong>dan</strong><br />

proporsi yang ideal, sehingga banyak patung-patung Yunani Kuno<br />

menggambarkan keindahan tubuh telanjang tidak lain karena nilai<br />

keindahannya. Tradisi ini kemudian pada zaman Renaissance diikuti oleh<br />

seniman patung terutama Michael Angelo yang gemar menggunakan<br />

model laki-laki atletis telanjang karena keindahan anatomi plastisnya..<br />

321

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!