SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
SENI RUPA Menjadi Sensitif, Kreatif, Apresiatif dan Produktif JILID 2
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
teknik etsa, teknik cetak saring atau disebut pula teknik sablon.<br />
Teknik cetak pada dasarnya digunakan untuk melipatgandakan<br />
sebuah gambar dengan citra yang sama dalam jumlah banyak.<br />
Walaupun teknik cetak pada saat ini telah maju karena<br />
menggunakan teknologi canggih, namun teknik cetak manual<br />
masih digunakan <strong>dan</strong> digemari oleh sebagian seniman karena efek<br />
estetiknya memiliki ciri khas yang tidak dapat dicapai melalui<br />
teknologi canggih. Teknik-teknik cetak manual dapat bernilai<br />
ekonomis dalam kondisi tidak tersedia peralatan canggih, misalnya<br />
teknik cetak relief <strong>dan</strong> teknik sablon dapat digunakan untuk<br />
kebutuhan melipatgandakan suatu image yang bersifat komersial<br />
misalnya pembuatan spanduk <strong>dan</strong> label pada benda-benda pakai.<br />
Teknik cetak tunggal (monoprint) merupakan teknik cetak<br />
yang sederhana. Sesuai namanya, teknik cetak ini tidak dapat<br />
menghasilkan image yang digandakan karena tidak menggunakan<br />
klise untuk dapat dicetak kembali. Teknik ini menggunakan alas<br />
gambar dapat berupa batu datar yang permukaannya halus atau<br />
papan sebagai tempat bahan warna berupa tinta cetak yang<br />
diterapkan dengan menggunakan roler. Pada warna tinta cetak<br />
yang telah rata dengan ketebalan secukupnya kemudian dibuat<br />
image dengan membuat goresan menggunakan alat tajam atau<br />
kuas. Selanjutnya untuk merekam image yang telah dibuat, kertas<br />
gambar atau kertas cetak khusus ditempelkan di atasnya,<br />
kemudian kertas diusap dengan sedikit menekan menggunakan<br />
tangan atau alat yang permukaannya halus agar warna menempel<br />
pada kertas. Akhirnya setelah diperkirakan warna telah rata<br />
menempel pada kertas, kertas ditarik <strong>dan</strong> image yang dibuat<br />
berpindah ke atas kertas (gb. ). Pada saat ini keberadaan<br />
monoprint masih terjadi kontroversi, ada pihak yang setuju <strong>dan</strong><br />
tidak setuju sebagai karya seni grafis. Pihak yang tidak setuju<br />
berpegang kepada kesepakatan Internasional tentang prinsip kerja<br />
seni grafis, bahwa produk seni grafis dapat direproduksi dengan<br />
memiliki kualitas kesamaan yang dapat dipertanggungjawabkan.<br />
Tetapi sebagai karya seni kreatif keberadaan karya seni rupa<br />
monoprint dapat diterima oleh karena memiliki karakter dari proses<br />
kerja indirect (tidak langsung).<br />
334