02.07.2013 Views

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

4. Secara umum dapat kami laporkan bahwa penyelenggaraan pelatihan dapat terlaksana<br />

dengan baik dan lancar. Hal itu hanya mungkin karena partisipasi aktif pimpinan proyek,<br />

dosen, widyaiswara, pengawas, instruktur, dan berbagai pihak yang tidak dapat kami<br />

sebutkan satu per satu. Oleh karena itulah, pada kesempatan ini kepada mereka kami<br />

sampaikan ucapan terima kasih.<br />

4<br />

C. Membaca<br />

Tujuan Pembelajaran: Anda diharapkan dapat mengidentifikasi pola pengembangan paragraf<br />

dengan kegiatan membaca intensif.<br />

Mengidentifikasi pola paragraf<br />

Bacaan umumnya terjadi dari beberapa paragraf. Setiap paragraf terjadi dari beberapa<br />

kalimat. Isi kalimat satu dan kalimat lain bertautan (koheren). Semuanya menyajikan satu<br />

kesatuan ide. Ide itu disebut ide pokok, gagasan utama, atau pikiran utama. Ide tersebut<br />

diperjelas dengan beberapa ide penjelas.<br />

Ide pokok adakalanya dinyatakan dengan kalimat utama atau kalimat topik. Kalimat ini<br />

biasanya ditempatkan pada awal paragraf. Namun, tidak jarang kalimat utama justru ditemukan<br />

pada akhir paragraf, awal dan akhir paragraf, atau di tengah paragraf. Ide penjelas biasanya<br />

dinyatakan dengan kalimat kalimat penjelas. Tempatnya bervariasi. Berdasarkan letak kalimat<br />

topik, paragraf dibedakan menjadi empat pola, yaitu paragraf induktif, paragraf deduktif, paragraf<br />

induktif-deduktif, dan paragraf deskriptif.<br />

Demikian pula halnya dengan bacaan. Ada bacaan induktif, deduktif, induktif-deduktif,<br />

dan bacaan deskriptif.<br />

Uji Kompetensi 1.3<br />

Tentukan gagasan pokok dan letaknya pada paragraf berikut!<br />

1. Pada awalnya konsep cerpen memang tidak begitu jelas. Sketsa, fragmen esai-esai<br />

yang mengangkat kehidupan sehari-hari, cerita-cerita ringan dan lucu, cerita bersambung<br />

(feulleton) atau kisah tragedi percintaan yang diambil dari suatu peristiwa yang pernah<br />

menjadi berita aktual, semua disebut cerita. Baru memasuki abad ke-20, cerita-cerita<br />

yang pendek itu diberi label cerita pendek meski tak pernah disingkat cerpen. Ajip Rosidi<br />

(Tjerita Pendek Indonesia, 1959) yang menempatkan Muhammad Kasim dan Soeman<br />

Hs sebagai perintis cerpen Indonesia, menelusuri jejak cerpen dari tradisi sastra lisan<br />

penglipur lara dengan tokoh-tokoh si Kabayan, Lebai Malang, dan Joko Dolok.<br />

(Republika, 8 Februari 2004).<br />

2. Seorang bisa jadi tidak puas terhadap karya sastra yang dihasilkan sebelumnya.<br />

Ketidakpuasan itu bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya adalah medium yang<br />

digunakan. Oleh karenanya, mereka melakukan pendobrakan atau perlawanan terhadap<br />

mediumnya (Talenta, Vol. 2, Juni 2005).<br />

<strong>Piawai</strong> Berbahasa Cakap Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Program Bahasa)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!