02.07.2013 Views

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

2. Makna umum dan makna khusus<br />

Makna umum dipertentangkan dengan makna khusus atas dasar cakupan yang<br />

terkandung di dalamnya. Disebut kata umum kalau cakupan maknanya luas. Sebaliknya,<br />

dikatakan kata khusus kalau cakupan maknanya terbatas. Dalam semantik (tata makna)<br />

kata umum biasanya berupa hipernim atau superordinat dari sejumlah kata khusus. (Lihat<br />

Bagan 2.2).<br />

Bagan 2.1 Hierarki makna binatang - burung - kutilang<br />

binatang<br />

burung mamalia serangga ikan<br />

garuda elang merpati pipit ketilang<br />

Dalam hierarki seperti di atas, garuda, elang, merpati, pipit, dan ketilang merupakan<br />

hiponim dari burung. Kata garuda merupakan kohiponim dari elang, merpati, pipit, dan<br />

ketilang. Pada tataran tertentu burung menjadi kata umum kalau dipertentangkan dengan<br />

merpati, elang, pipit, atau ketilang. Akan tetapi, kalau dibandingkan dengan unggas,<br />

burung menjadi kata khusus. Dengan demikian, konsep kata umum dan kata khusus<br />

bersifat relatif.<br />

Pemakaian kata khusus tentu saja tidak menimbulkan perbedaan persepsi antara<br />

pembicara dan pendengar. Sebaliknya, pemakaian kata umum mungkin memperlebar<br />

perbedaan persepsi pembicara – pendengar. Akibatnya, pemakaian kata umum, salahsalah<br />

dapat menimbulkan kesalahpahaman. Walaupun begitu, tidak berarti kata umum<br />

tidak mendapatkan tempat. Kata umum tetap diperlukan untuk keperluan abstraksi dan<br />

generalisasi.<br />

Dalam tulisan ilmiah, penulis tentu menginginkan uraiannya tepat dan terukur. Untuk<br />

menyatakan bobot, panjang, kecepatan, suhu, dan lain-lain, penulis dapat menggunakan<br />

satuan besaran yang telah disepakati. Akan tetapi, dalam bahasa Indonesia terdapat<br />

beberapa kata yang menunjukkan gradasi runtun seperti panas – lebih panas – sangat<br />

panas, dan panas – kurang panas – tidak panas<br />

Di Balik Meningkatnya Frekuensi Kecelakaan Transportasi 19

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!