02.07.2013 Views

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

kelasXIIBahasa_Piawai_berbahasa_cakap_bersastra..

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1. Lisawati : Bagaimana si Orok? Tak perlu bantuanku, bukan?<br />

2. Sapari : O, tidak. Sudah beres. Tidur pulas ia sekarang. Jadi lega hatiku.<br />

3. Lisawati : Tak kusangka engkau seterampil itu.<br />

4. Sapari : ( Melangkah ke kursi dekat meja). Ucapan orang bijaksana memang selalu<br />

benar<br />

5. Lisawati : Kenapa?<br />

6. Sapari : Dulu aku tak pernah percaya setiap baca kata-kata orang bijak yang isinya<br />

bahwa kesulitan membuat orang jadi terampil. Kini aku melihat hasilnya.<br />

7. Lisawati : Ah, ya, belum tentu. Itu tergantung pada orangnya. Kalau orangnya memang<br />

goblok, tetap tidak menambah apa-apa. Malah bisa saja menyebabkan<br />

kemunduran.<br />

8. Sapari : Itu juga benar. Tapi tidak sepenuhnya.<br />

9. Lisawati : Yang aku tidak mengerti, mengapa tugas-tugas perempuan yang ditimpakan<br />

padamu itu kauterima begitu saja?<br />

10. Sapari : Keadaan memaksaku demikian<br />

11. Lisawati : Tidakkah hal itu merupakan suatu penghinaan pada dirimu? Derajatmu<br />

sebagai lelaki diturunkan pada derajat perempuan.<br />

12. Sapari : Kalau aku telah menerimanya, mau apa lagi? Jika diukur dengan kacamata<br />

kehormatanku sebagai lelaki, ucapanmu itu benar. Tapi kami sekarang ini<br />

dalam keadaan begitu darurat.<br />

13. Lisawati : Dan status quo darurat akan dipertahankan oleh isterimu. Bisa saja suatu<br />

saat nanti, untuk kepentingan yang kau tidak tahu, ia akan keluar rumah.<br />

Dan kau yang mesti memberesi tugas-tugas rumah.<br />

14. Sapari : (Tertawa) Kuliahmu ini dapat membuatku perang dengan istriku, Lis.<br />

15. Lisawati : Jangan salah paham.<br />

16. Sapari : Aku tak tahu pasti, tapi mungkin saja dapat menimbulkan perang baru.<br />

17. Lisawati : Jadi kalian pun sering berselisih?<br />

18. Sapari : Ya, sesekali. Di mana orang berumah tangga tanpa pernah cekcok? Tak<br />

ada, kan?<br />

19. Lisawati : Tapi engkau jangan salah paham. Aku tidak memfitnah. Aku hanya bicara<br />

tentang apa yang mestinya terjadi.<br />

20. Sapari : Kau meningkatkan aku pada kesetiaanmu sewaktu kita berpacaran. Tapi<br />

sudahlah. Semua itu sudah lewat.<br />

21. Lisawati : Kalau kau dahulu mau sedikit mengerti kesulitan, dan engkau mau juga<br />

mempertimbangkan.<br />

22. Sapari : (memotong) Jangan sebut-sebut lagi. Jangan diungkit. Itu sudah lewat. Nanti<br />

akan mengakibatkan hubunganku dengan isteriku tidak baik.<br />

23. Lisawati : Aku menghormati isteriku, Sap Jangan salah paham. Aku bukannya<br />

membenci dan ingin hubunganmu dengannya retak.<br />

24. Sapari : Saya harap pembicaraan tentang ini tak tidak usah kita teruskan.<br />

242<br />

Dari Alam Sutawijaya dan Mien Rumini, Buku Materi Pokok Sanggar Sastra<br />

Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!