Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP
Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP
Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />
konflik, maka kedua bentuk isi pemberitaan ini<br />
dapat menyulut kekerasan, baik secara<br />
disengaja lewat fitnah atau secara tidak<br />
disengaja akibat standar profesional yang<br />
rendah.<br />
Pre-emptive Action – Isi pemberitaan<br />
seperti digambarkan di atas bertujuan untuk<br />
menebar anggapan yang tak beralasan bahwa<br />
pre-emptive action perlu dilakukan demi<br />
membela diri. Pan<strong>dan</strong>gan seperti ini seringkali<br />
timbul karena kurangnya informasi <strong>dan</strong><br />
pemahaman mengenai niat <strong>dan</strong> situasi <strong>dan</strong><br />
kondisi si pihak ‘lawan’ maupun karena mitos<br />
<strong>dan</strong> stereotipe, perasaan a<strong>dan</strong>ya kesenjangan<br />
<strong>dan</strong> ketidakadilan, <strong>dan</strong> ketegangan<br />
antarmasyarakat di masa lalu (meski kedua<br />
masyarakat mungkin memiliki sejarah<br />
kerjasama <strong>dan</strong> toleransi yang jauh lebih lama).<br />
Ini dapat menimbulkan histeria, sehingga suara<br />
yang lebih moderat di <strong>dalam</strong> masyarakat<br />
menjadi tidak terdengar. Oleh karena itu, peran<br />
media <strong>dalam</strong> menyediakan informasi yang<br />
berimbang <strong>dan</strong> objektif menjadi sangat<br />
penting.<br />
Selain itu, pelunturan nilai-nilai<br />
kemanusiaan (dehumanisasi) kelompokkelompok<br />
masyarakat <strong>dan</strong> penciptaan citra<br />
bahwa musuh adalah suatu massa <strong>dan</strong> bukan<br />
individu-individu dengan orientasi <strong>dan</strong><br />
kepentingan yang berbeda bertujuan<br />
menjadikan kekerasan sebagai sesuatu yang<br />
tidak bersifat pribadi sehingga lebih mudah<br />
mendapatkan pembenaran. 9<br />
Permusuhan Historis <strong>dan</strong> Konflik yang Tak<br />
Terelakkan – Walaupun mirip dengan model<br />
‘pre-emptive action’ tersebut di atas, satu hal<br />
yang sama memrihatinkan adalah apabila isi<br />
pemberitaan menciptakan citra bahwa<br />
pecahnya konflik atau terulangnya konflik<br />
adalah sesuatu yang tak terelakkan. Ini<br />
merongrong kehendak kolektif kelompok<br />
masyarakat yang menentang konflik, yang<br />
mungkin hanya disuarakan oleh sebagian kecil<br />
unsur masyarakat. Self-fulfilling prophecy (atau<br />
ramalan-ramalan yang dapat menjadi<br />
kenyataan) biasanya dibentuk dengan cara<br />
mencitrakan konflik sebagai suatu pola atau<br />
proses historis yang kontinyu. Dengan<br />
demikian ditanamkan anggapan bahwa<br />
9<br />
‘An Operational Framework for <strong>Media</strong> and<br />
Peacebuilding’ (IMPACS, Ross Howard, Januari<br />
2002).<br />
kekerasan adalah suatu hal yang biasa atau<br />
sesuatu yang dapat diterima <strong>dalam</strong><br />
menyelesaikan keluhan (grievances) atau<br />
tindakan tidak adil yang dirasakan telah terjadi.<br />
1.5 <strong>Media</strong> <strong>dan</strong> Konflik di Sulawesi<br />
Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />
Laporan ini membahas tentang media di<br />
Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku.<br />
Secara lebih khusus, laporan ini<br />
menggambarkan lansekap media nasional yang<br />
merupakan dasar untuk bisa memahami <strong>dan</strong><br />
menafsirkan situasi <strong>dan</strong> kondisi di tingkat<br />
provinsi (Bab 2) <strong>dan</strong> menyajikan temuantemuan<br />
utama kajian di Sulawesi Tengah,<br />
Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku (Bab 3-5). Bab<br />
terakhir mensintesis semua kajian untuk<br />
mengidentifikasi persamaan <strong>dan</strong> perbedaan <strong>dan</strong><br />
memberi rekomendasi bi<strong>dan</strong>g-bi<strong>dan</strong>g kegiatan.<br />
Organisasi /<br />
<strong>Peran</strong><br />
Koordinator<br />
<strong>UNDP</strong><br />
ISAI – Tim<br />
Jakarta<br />
ISAI –<br />
Koordinator<br />
Lapangan<br />
Tim IMS<br />
Tabel 1 – Tim Pengkaji<br />
Nama<br />
Irawati M. Hapsari<br />
Emanuel Lalang Wardoyo<br />
Eriyanto<br />
Lia Ratna Palupi Nasution<br />
Hasrul Kokoh (Sulawesi<br />
Tengah)<br />
Indarwati Aminuddin (Maluku)<br />
Agung Jatmiko (Maluku Utara)<br />
Thomas Hughes<br />
Torben Brandt<br />
Kajian yang dilakukan <strong>dalam</strong> rangka tugas<br />
penelitian ini dibagi ke <strong>dalam</strong> dua bagian<br />
utama. Periode pertama berlangsung dari<br />
tanggal 14 sampai 30 Juni 2004. Selama<br />
periode tersebut dilakukan persiapan <strong>dan</strong><br />
pelaksanaan penelitian di ketiga daerah<br />
provinsi. Kegiatan yang dilakukan adalah<br />
kunjungan-kunjungan singkat oleh tim<br />
gabungan <strong>UNDP</strong>, IMS <strong>dan</strong> ISAI ke Sulawesi<br />
Tengah <strong>dan</strong> Maluku Utara (Maluku tidak dapat<br />
dikunjungi karena kondisi keamanan) <strong>dan</strong><br />
pengumpulan data penelitian di ketiga provinsi<br />
oleh tim-tim ISAI. Untuk setiap provinsi,<br />
masing-masing tim terdiri dari satu koordinator<br />
lapangan ISAI yang bekerjasama dengan lima<br />
peneliti setempat. Para koordinator lapangan<br />
ISAI didukung oleh tim ISAI Jakarta. Susunan<br />
tim pengkaji disajikan di Tabel 1.<br />
11