20.01.2015 Views

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />

secara langsung dapat menghambat tugas<br />

wartawan <strong>dan</strong> pers.<br />

5.2.11 Pendapatan<br />

Semua suratkabar di Maluku Utara terbit<br />

dengan tiras yang tidak melebihi 2.000<br />

eksemplar. 83 Bahkan suratkabar-suratkabar<br />

lokal terkemuka sekalipun, yang terbit secara<br />

teratur, hanya bertiras antara 500 sampai 1.000<br />

eksemplar. Suratkabar terbesar (seperti<br />

Mimbar Kiereha <strong>dan</strong> Malut Pos) terbit 2.000<br />

eksemplar sekali cetak dengan harga eceran Rp<br />

2.000. 84 Oleh karena itu, suratkabar di Maluku<br />

Utara memiliki pemasukan maksimal Rp 4 juta<br />

dari penjualan eceran sehingga tidak dapat<br />

mengandalkan penjualan suratkabar sebagai<br />

satu-satunya sumber pemasukan. Angka<br />

penjualan tertinggi adalah di ibukota provinsi.<br />

Sebagai contoh, Mimbar Kieraha dengan tiras<br />

2.000 eksemplar sehari memasarkan 70<br />

persennya di Ternate <strong>dan</strong> 30 persen di luar<br />

kota.<br />

<strong>Media</strong> di Maluku Utara seringkali juga<br />

mengandalkan pendapatan dari iklan.<br />

Mayoritas pemasang iklan bukan kalangan<br />

sektor swasta, tetapi pihak pemerintah. Iklan<br />

yang dipasang oleh pemerintah adalah<br />

seremonial, ucapan selamat, <strong>dan</strong> iklan layanan<br />

publik. Dengan demikian, satu-satunya sumber<br />

pemasukan yang dapat diandalkan adalah iklan<br />

pemerintah, yang frekuensinya cukup rendah.<br />

Pemerintah daerah memasang iklan hanya<br />

pada saat peristiwa tertentu, seperti pemilihan<br />

umum, pemilihan kepala daerah, atau acara<br />

besar lainnya. Hanya saja, ada indikasi bahwa<br />

sejumlah media, yang sudah tidak terbit untuk<br />

waktu yang cukup lama, serta merta muncul<br />

kembali lengkap dengan iklan-iklan dari<br />

pemerintah. Rata-rata jumlah pendapatan<br />

media dari periklanan adalah Rp 3-5 juta. 85<br />

Beberapa media mendapat bantuan secara<br />

ad hoc dari Pemerintah Propinsi Maluku Utara<br />

berdasarkan usulan yang diajukan lembaga<br />

media untuk suatu kegiatan. Kegiatan ini<br />

misalnya berupa acara peringatan atau <strong>dan</strong>a<br />

transportasi untuk menghadiri acara di luar<br />

Maluku Utara. Jumlah <strong>dan</strong>a bantuan berkisar<br />

antara Rp 2-5 juta yang bersumber dari APBD.<br />

Hanya saja, tampaknya tidak semua media<br />

83 Lihat Lampiran 17.<br />

84 Lihat Lampiran 18.<br />

85 Lihat Lampiran 18.<br />

memiliki akses yang sama terhadap <strong>dan</strong>a<br />

bantuan ini.<br />

Sumber <strong>dan</strong>a bantuan eksternal lainnya<br />

adalah lembaga-lembaga keagamaan. Di<br />

Tobelo, misalnya, <strong>dan</strong>a untuk mengembangkan<br />

tabloid Bintang Laut <strong>dan</strong> Radio Suara Paksi<br />

Buana bersumber dari gereja setempat yang<br />

disalurkan lewat Yayasan Bintang Laut.<br />

5.2.12 Pengeluaran <strong>dan</strong> Sumber Daya<br />

Kelembagaan<br />

Biaya operasional radio penyiaran di<br />

Maluku Utara relatif rendah, yaitu Rp 2,5-6<br />

juta per bulan. Jumlah tersebut sudah cukup<br />

untuk menutupi biaya operasional <strong>dan</strong> gaji<br />

pegawai – <strong>dan</strong> jumlah pemasukan dari iklan<br />

besarnya kurang lebih sama. Pemasukan bersih<br />

radio penyiaran di Maluku Utara juga tidak<br />

terlalu besar. Oleh karena itu, radio-radio<br />

penyiaran tetap bermunculan <strong>dan</strong> banyak yang<br />

dibentuk semata-mata sebagai hobi. 86<br />

Meskipun jumlah suratkabar cukup tinggi,<br />

kebanyakan tidak ditopang oleh modal yang<br />

kuat sehingga berada <strong>dalam</strong> kondisi yang<br />

lemah dengan prasarana sea<strong>dan</strong>ya. <strong>Media</strong> cetak<br />

biasanya memiliki sarana pas-pasan. Seringkali<br />

media bermarkas <strong>dalam</strong> kantor sewaan <strong>dan</strong><br />

memiliki jumlah komputer yang terbatas.<br />

Setengah dari ke-13 suratkabar yang disurvei<br />

tidak memiliki bagian tata letak sehingga harus<br />

mengandalkan percetakan untuk urusan yang<br />

satu ini. Dari media cetak yang disurvei, hanya<br />

dua yang memiliki percetakan sendiri. Banyak<br />

kantor suratkabar lebih mirip “industri rumah<br />

tangga”. Sebagai contoh, Halut Pers di Tobelo<br />

hanya memiliki tiga komputer, satu printer, <strong>dan</strong><br />

dua alat perekam. 87 Sebagian besar urusan tata<br />

letak <strong>dan</strong> percetakan untuk terbitan mingguan<br />

<strong>dan</strong> bulanan mereka berlangsung di Manado,<br />

Sulawesi Utara. 88<br />

5.2.13 Kepemilikan, Kepegawaian <strong>dan</strong><br />

‘Wartawan Amplop’<br />

Jumlah wartawan di masing-masing<br />

suratkabar di Maluku Utara bervariasi antara<br />

15 sampai 30 orang. Status kepegawaian juga<br />

bervariasi. Ada suratkabar yang merekrut<br />

wartawan sebagai pegawai tetap, ada yang<br />

menggaji wartawan dengan sistem honorarium.<br />

86 Lihat Lampiran 21.<br />

87 Lihat Lampiran 17.<br />

88 Lihat Lampiran 17.<br />

47

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!