Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP
Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP
Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />
Belakangan ini Grup Jawa Pos memperluas<br />
jaringan bisnisnya dengan mendirikan<br />
suratkabar baru di daerah ini, yaitu Maluku<br />
Utara Pos. Misi Maluku Utara Pos adalah<br />
“maju bersama – untuk membangun<br />
masyarakat”. Menurut Tauhid Arief, pemimpin<br />
umum suratkabar tersebut, prakarsa untuk<br />
membentuk Maluku Utara Pos tercetus pada<br />
saat pecahnya konflik Maluku. Pada masa itu,<br />
mayoritas media cetak terbit di Manado, <strong>dan</strong><br />
tidak dapat diedarkan ke Maluku Utara karena<br />
terganggunya transportasi. Manajemen<br />
Manado Pos (Sulawesi Utara, bagian dari Grup<br />
Jawa Pos) prihatin dengan masalah ini <strong>dan</strong><br />
mengusulkan untuk mendirikan suratkabar di<br />
Ternate. Selain itu, mereka merasa bahwa<br />
masyarakat Maluku Utara membutuhkan<br />
suratkabar yang netral <strong>dan</strong> profesional. Maluku<br />
Utara Pos pertama terbit mingguan, <strong>dan</strong> mulai<br />
terbit harian semenjak bulan Maret 2003.<br />
5.2.3 <strong>Media</strong> Cetak Alternatif<br />
Suara Pengungsi, dwibulanan yang terbit<br />
dengan 32 halaman, dibentuk pada bulan Juli<br />
2003 untuk memberi advokasi bagi pengungsi.<br />
Saat itu, hanya segelintir suratkabar yang<br />
memberitakan secara rinci program-program<br />
bantuan atau program-program<br />
repatriasi/relokasi bagi pengungsi. CARDI<br />
(Consortium for Assistance and Recovery<br />
toward Development in Indonesia), sebuah<br />
LSM internasional yang aktif di daerah ini,<br />
bekerjasama dengan European Commission<br />
Humanitarian Aid Office <strong>dalam</strong> mendukung<br />
pendirian majalah ini. Suara Pengungsi<br />
mempunyai lima staf (empat di divisi program,<br />
dimana dua ditugaskan di Maluku Utara <strong>dan</strong><br />
dua lagi di Sulawesi Utara).<br />
World Vision, LSM internasional yang<br />
aktif di Maluku Utara, menerbitkan komik<br />
pendidikan bertajuk ‘Harmoni’ yang membidik<br />
anak-anak berusia 9-12 tahun. Terbitan<br />
dwibulanan ini dibuat <strong>dan</strong> diterbitkan di<br />
Jakarta untuk didistribusikan ke 180 sekolah di<br />
Ternate, Tobelo, Galela, <strong>dan</strong> Kao. Bersama<br />
buku komik tersebut terdapat buku panduan<br />
bagi tenaga pengajar yang meliputi berbagai<br />
topik yang terkait dengan penyelesaian konflik<br />
seperti toleransi terhadap keberagaman,<br />
bekerjasama, komunikasi, penyelesaian<br />
masalah secara kreatif, <strong>dan</strong> bagaimana<br />
menghadapi situasi negatif. Menurut umpan<br />
balik yang diterima, buku komik ini diterima<br />
dengan cukup baik oleh kelompok sasaran. 80<br />
5.2.4 <strong>Media</strong> Penyiaran<br />
Radio adalah media penyiaran daerah yang<br />
paling penting. Kendala utama radio penyiaran<br />
di propinsi ini adalah kondisi geografis.<br />
Wilayah Maluku Utara terdiri dari pulau-pulau<br />
dengan daratan berupa nusantara. Jarak dari<br />
Ternate ke pesisir timur Halmahera Utara<br />
sangat jauh. Oleh karena itu, tidak satupun<br />
radio penyiaran independen sanggup<br />
menjangkau seluruh wilayah propinsi, kecuali<br />
RRI, yang menyiar pada gelombang frekuensi<br />
FM, MW, <strong>dan</strong> SW. Beberapa daerah di<br />
Maluku Utara, termasuk daerah-daerah<br />
konflik, tampaknya mengalami ‘kevakuman<br />
media’, <strong>dalam</strong> arti bahwa siaran radio<br />
independen tidak dapat diterima sama sekali.<br />
Tiga radio penyiaran utama, RRI, Radio<br />
Gema Hikmah di Ternate, <strong>dan</strong> Radio Suara<br />
Paksi Buana (SPB) di Tobelo, masing-masing<br />
semula dicap sebagai “Radio Pemerintah”,<br />
“Radio Islam”, “Radio Kristen”. Selama<br />
konflik, seperti dilaporkan, radio penyiaran<br />
dengan jangkauan terluas RRI seringkali<br />
mendapat tekanan dari pihak-pihak kombatan<br />
untuk menyiarkan berita-berita yang<br />
mendukung kepentingan mereka. Sejumlah<br />
radio penyiaran menjadi sasaran penyerangan<br />
selama masa konflik, seperti Radio Gema<br />
Hikmah (Ternate), <strong>dan</strong> kebanyakan radio<br />
penyiaran berhenti siaran selama kerusuhan.<br />
Survei menekankan pada tiga radio<br />
penyiaran tersebut di Maluku Utara, yaitu RRI,<br />
Radio Gema Hikmah, <strong>dan</strong> Radio Suara Paksi<br />
Buana (SPB). Sisanya sumumnya merupakan<br />
radio penyiaran yang mengandalkan programprogram<br />
hiburan.<br />
Radio Gema Hikmah mengudara untuk<br />
pertama kali pada bulan Juli 1994 pada<br />
gelombang frekuensi FM 103.0 MHz.<br />
Jangkauan siarannya mencapai Ternate <strong>dan</strong><br />
daerah sekitarnya, yaitu Tidore Barat <strong>dan</strong><br />
Halmahera Barat. Kelompok pendengar<br />
utamanya adalah kelompok masyarakat<br />
Muslim. Radio Gema Hikmah merelay berita<br />
dari KBR 68H Jakarta serta BBC London,<br />
VoA, <strong>dan</strong> Trijaya FM. Radio Gema Hikmah<br />
80 Wawancara dengan kantor World Vision di Tobelo<br />
(28 Mei 2004).<br />
44