20.01.2015 Views

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />

Fase kedua berlangsung dari tanggal 1<br />

sampai 8 Juli. Selama fase ini dilakukan<br />

analisis data <strong>dan</strong> penyusunan rekomendasirekomendasi<br />

terarah. Selama fase ini para<br />

koordinator ISAI di ketiga provinsi, tim ISAI<br />

di Jakarta, tim IMS, <strong>dan</strong> koordinator kajian<br />

media <strong>UNDP</strong> bertemu untuk berkonsultasi <strong>dan</strong><br />

menyusun laporan.<br />

2. Lansekap <strong>Media</strong> di Indonesia – Perspektif Nasional<br />

<strong>Media</strong> nasional di Indonesia mengalami<br />

perubahan-perubahan besar sejak tahun 1999.<br />

Bagian dari laporan ini membahas sejumlah<br />

pertimbangan <strong>dan</strong> informasi yang berlaku<br />

untuk Indonesia di tingkat nasional <strong>dan</strong> yang<br />

memiliki dampak langgsung terhadap situasi di<br />

tingkat provinsi di Sulawesi Tengah, Maluku<br />

<strong>dan</strong> Maluku Utara.<br />

2.1 Perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan <strong>Media</strong><br />

Ada dua perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan penting<br />

yang berkaitan dengan media di Indonesia.<br />

Masing-masing adalah UU Pers No. 40 tahun<br />

1999 <strong>dan</strong> UU Penyiaran No. 32 tahun 2002.<br />

UU Pers - UU Pers ditetapkan untuk<br />

menjamin kebebasan <strong>dan</strong> independensi pers.<br />

UU ini adalah hasil revisi secara menyeluruh<br />

atas perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan pendahulunya (UU<br />

No. 11 tahun 1966 <strong>dan</strong> UU No. 21 tahun 1982)<br />

yang semangatnya adalah mengendalikan <strong>dan</strong><br />

memanipulasi media. Dalam UU pers tahun<br />

1966 <strong>dan</strong> 1982, pemerintah berwenang untuk<br />

menutup suatu media jika mereka melanggar<br />

ketentuan sensor. Sekurang-kurangnya 237<br />

perusahaan pers menjadi korban kedua<br />

un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g tersebut.<br />

Salah satu hal terpenting <strong>dalam</strong> UU Pers<br />

No. 40 tahun 1999 adalah pencabutan Surat<br />

Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). Selama<br />

rezim Orde Baru, SIUPP menjadi kendala<br />

utama bagi mereka yang ingin mendirikan usa<br />

pers. UU pers yang baru juga menjamin bahwa<br />

tidak ada penyensoran atau intervensi<br />

pemerintah yang dapat membredel media. UU<br />

ini juga menjamin hak wartawan untuk<br />

mencari <strong>dan</strong> menyebarkan informasi.<br />

UU Penyiaran - UU Penyiaran yang<br />

dikeluarkan pada bulan Desember 2002 itu<br />

adalah hasil proses konsultasi yang panjang<br />

dengan kalangan pemilik media penyiaran,<br />

akademia, pemerintah, <strong>dan</strong> sektor<br />

nonpemerintah.<br />

Bagian-bagian penting dari UU penyiaran<br />

adalah pembatasan-pembatasan terhadap<br />

lembaga penyiaran nasional, kepemilikan<br />

silang, <strong>dan</strong> sentralisasi kepemilikan media. UU<br />

ini mengatur media penyiaran di Indonesia<br />

berdasarkan pada prinsip kemajemukan<br />

kepemilikan <strong>dan</strong> isi siaran. UU ini membagi<br />

lembaga penyiaran ke <strong>dalam</strong> tiga kelompok,<br />

yaitu Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga<br />

Penyiaran Komunitas, <strong>dan</strong> Lembaga Penyiaran<br />

Publik.<br />

Aspek penting lain dari UU Penyiaran<br />

adalah dibentuknya Komisi Penyiaran<br />

Indonesia (KPI, lihat bagian 2.2 di bawah ini)<br />

sebagai lembaga yang bersifat independen<br />

yang mengatur media penyiaran. Sebelumnya<br />

peran ini diemban oleh pemerintah melalui<br />

Departemen Penerangan.<br />

2.2 Lembaga-Lembaga <strong>Media</strong><br />

Di Indonesia terdapat dua lembaga penting<br />

yang berkaitan dengan media yaitu Dewan<br />

Pers <strong>dan</strong> Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).<br />

Dewan Pers - Eksistensi Dewan Pers diatur<br />

di <strong>dalam</strong> UU No. 40 tahun 1999. Fungsi<br />

Dewan Pers adalah menetapkan <strong>dan</strong> memantau<br />

pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik,<br />

mengembangkan komunikasi antara<br />

pemerintah <strong>dan</strong> pers, <strong>dan</strong> memfasilitasi<br />

organisasi-organisasi pers <strong>dalam</strong> menyusun<br />

peraturan-peraturan di bi<strong>dan</strong>g pers. Fungsi<br />

penting lainnya adalah memberikan<br />

pertimbangan <strong>dan</strong> mengupayakan penyelesaian<br />

pengaduan masyarakat atas kasus-kasus yang<br />

berhubungan dengan penyiaran atau<br />

pemberitaan pers.<br />

Sumber pembiayaan Dewan Pers berasal<br />

dari organisasi usaha pers, bantuan dari negara<br />

<strong>dan</strong> bantuan lain yang tidak mengikat. Pada<br />

zaman Orde Baru sudah ada sebuah Dewan<br />

Pers, tetapi sebuah dewan yang independen<br />

baru terbentuk pada bulan Februari 2000.<br />

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) - KPI<br />

dibentuk berdasarkan UU Penyiaran No. 32<br />

tahun 2002. KPI adalah salah satu lembaga<br />

yang bersifat independen yang mengatur soal<br />

penyiaran. <strong>Peran</strong>nya mirip dengan Federal<br />

Communications Commission (FCC) di<br />

12

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!