20.01.2015 Views

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />

4.2.11 Pendapatan<br />

Salah satu hal yang menjadi keprihatinan<br />

media di Maluku adalah tidak a<strong>dan</strong>ya pasar<br />

yang kuat. Investor enggan untuk menanamkan<br />

modal <strong>dalam</strong> mesin-mesin percetakan (karena<br />

mahal), percetakan enggan dibayar secara<br />

kredit oleh penerbit (mereka lebih suka<br />

pembayaran tunai), <strong>dan</strong> media yang baru<br />

muncul kesulitan bersaing karena agen-agen<br />

lebih menyukai suratkabar-suratkabar yang<br />

lama.<br />

Konflik juga telah mengebiri pasar iklan di<br />

Maluku. Para pemasang iklan utama adalah<br />

pemerintah daerah, <strong>dan</strong> organisasi-organisasi<br />

nasional <strong>dan</strong> internasional yang bergerak di<br />

bi<strong>dan</strong>g penanganan konflik. Sebagai contoh,<br />

satu media cetak hanya memperoleh Rp 6-7<br />

juta per bulan dari iklan.<br />

<strong>Media</strong> cetak bertahan hidup dengan<br />

mengandalkan sekitar 30 persen penduduk<br />

Ambon <strong>dan</strong> Kabupaten Tual, Masohi, Dobo,<br />

Namlea, <strong>dan</strong> Maluku Tenggara Barat (MTB).<br />

Kebanyakan eksemplar dijual secara eceran<br />

<strong>dan</strong> bukan lewat berlangganan. Menurut Novi<br />

Pintontoan, penjabat pemimpin redaksi Suara<br />

Maluku, sistem ini lebih efektif mengingat<br />

tidak a<strong>dan</strong>ya jaminan keamanan di Ambon.<br />

Selama kerusuhan tahun 1999, Suara Maluku<br />

kehilangan sekitar 3.000 pelanggan yang<br />

mengungsi ke luar daerah. Waktu itu mereka<br />

tidak sempat lagi membayar biaya<br />

berlangganan.<br />

Setelah konflik, Ambon Ekspres<br />

dilaporkan merupakan satu-satunya media<br />

yang bertahan hidup dengan tirasnya yang<br />

berjumlah 6.000 eksemplar. Menurut Ahmad<br />

Ibrahim, mereka dapat menjual Ambon<br />

Ekspres ke 5.600 pembaca, dengan 3.000<br />

pembaca berada di Ambon <strong>dan</strong> 1.200 pembaca<br />

lainnya tersebar di daerah lainnya seperti<br />

Masohi, Tual, Dobo, <strong>dan</strong> Namlea. Dengan<br />

begitu Ambon Ekspres berhasil mencapai titik<br />

impas. 64 <strong>Media</strong> lain, seperti Suara Maluku,<br />

mendapat pukulan lebih telak <strong>dalam</strong> hal<br />

sirkulasi. Akibat konflik, tiras suratkabar ini<br />

anjlok dari 11.000 menjadi 1.200-1.500.<br />

Suratkabar lainnya, seperti Siwalima,<br />

memiliki tiras 4.000 eksemplar. Siwalima<br />

memilih untuk menggunakan fasilitas<br />

Percetakan Negara. Sebagian besar eksemplar<br />

64 Lihat Lampiran 13.<br />

didistribusikan melalui agen-agen di Kota<br />

Ambon. Suratkabar ini juga dapat ditemui di<br />

Kabupaten Saparua, Tual, MTB, <strong>dan</strong> Masohi.<br />

Suratkabar Info Baru memilih untuk<br />

memasarkan produknya khusus di Ambon.<br />

Menurut Mochtar Touwe, mereka berupaya<br />

untuk menarik pelanggan di <strong>dalam</strong> kota <strong>dan</strong><br />

bukan di luar kota. Sekarang ini, tiras Info Baru<br />

mencapai 3.000 eksemplar yang dicetak di PT<br />

Ambon Press Intermedia. Pembaca di Kota<br />

Ambon dilaporkan mencakup kelompok<br />

masyarakat Kristiani maupun Muslim. Metro<br />

mencetak 1.500 eksemplar, meski biasana<br />

hanya 1.000 yang terjual. Kegiatan pemasaran<br />

juga dilakukan di kabupaten-kabupaten<br />

lainnya, seperti Masohi, Tual, MTB, <strong>dan</strong><br />

Namlea.<br />

4.2.12 Pengeluaran <strong>dan</strong> Sumber Daya<br />

Kelembagaan<br />

Seperti yang dilaporkan, radio-radio siaran<br />

di Maluku memiliki biaya operasional yang<br />

tidak tinggi. Masalahnya, konflik telah<br />

memiliki dampak yang berkelanjutan terhadap<br />

sumber daya kelembagaan media. Seperti<br />

diutarakan Novi Pinontoan, pemimpin redaksi<br />

Suara Maluku:<br />

“Terus terang, kami perlu membaharui<br />

manajemen suratkabar modern... Dulu kami<br />

memiliki aset yang cukup baik di Ambon.<br />

Tetapi pada saat konflik terjadi, semuanya<br />

luluh lantak. Kami membutuhkan bantuan<br />

fisik <strong>dan</strong> material”<br />

Sebagai contoh, Koran Metro memiliki<br />

enam komputer, dua printer, <strong>dan</strong> satu kamera<br />

untuk sepuluh karyawan (enam di bagian<br />

redaksi, dua di bagian sirkulasi <strong>dan</strong> pemasaran,<br />

<strong>dan</strong> dua di bagian periklanan). Seperti<br />

diutarakan Aner Leunufna, redaktur pelaksana<br />

Koran Metro:<br />

“Perlengkapan yang terbatas biasanya<br />

membuat jadwal terlambat. Terka<strong>dan</strong>g,<br />

wartawan harus menunggu sampai rekan<br />

kerjanya selesai dengan tugasnya”<br />

4.2.13 Kepegawaian <strong>dan</strong> ‘Wartawan<br />

Amplop’<br />

Pertumbuhan di sektor media telah<br />

meningkatkan secara nyata jumlah praktisi<br />

media di propinsi, yang memiliki tingkat<br />

pendapatan rata-rata Rp 350-450.000. Satu<br />

kendala besar yang dihadapi sebagian besar<br />

media di Ambon adalah terbatasnya sumber<br />

36

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!