20.01.2015 Views

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />

1. Pendahuluan<br />

<strong>Media</strong> yang profesional merupakan<br />

komponen penting untuk kestabilan negara<br />

demokrasi yang majemuk. Sebagai ‘kekuatan<br />

keempat’ (fourth estate), media adalah<br />

‘pelindung demokrasi, pembela kepentingan<br />

umum… menyingkapkan penyelewengan<br />

wewenang pemerintah <strong>dan</strong> membela hak-hak<br />

demokratis warga negara’. 1 Dalam hal ini,<br />

diasumsikan bahwa negara dengan demokrasi<br />

yang kuat <strong>dan</strong> mapan lebih tahan terhadap<br />

konflik. Masyarakat media yang profesional<br />

<strong>dan</strong> bergairah dapat mencegah <strong>dan</strong><br />

menyelesaikan konflik melalui fungsi yang<br />

tertanam di <strong>dalam</strong>nya, yaitu menyebarkan<br />

informasi, meningkatkan kesadaran <strong>dan</strong><br />

pengetahuan, memajukan tata pemerintahan<br />

yang partisipatif <strong>dan</strong> transparan, <strong>dan</strong><br />

mengangkat keluhan-keluhan masyarakat.<br />

Walaupun pengaruh media semasa konflik<br />

dari dulu telah diakui, sebenarnya baru <strong>dalam</strong><br />

beberapa tahun belakangan ini saja organisasi<br />

pembangunan internasional menggarapnya<br />

sebagai aspek yang dapat memberi dampak<br />

positif terhadap konflik, baik melalui fungsinya<br />

sebagai penyalur informasi maupun melalui<br />

kemampuannya untuk mengangkat<br />

permasalahan <strong>dan</strong> peristiwa secara objektif,<br />

andal <strong>dan</strong> akurat. Hal ini telah diakui oleh para<br />

peserta pertemuan roundtable SIDA/UNESCO<br />

bertopik ‘Bantuan bagi <strong>Media</strong> di Wilayah<br />

Panas <strong>dan</strong> Situasi Konflik’ yang<br />

diselenggarakan pada bulan Mei 2003:<br />

‘<strong>Media</strong> menyangga pembangunan <strong>dan</strong><br />

demokratisasi <strong>dan</strong> merupakan unsur vital <strong>dalam</strong><br />

penyelesaian konflik <strong>dan</strong> pembangunan perdamaian…<br />

<strong>Media</strong> yang independen adalah fondasi demokrasi<br />

<strong>dan</strong> seringkali menjadi satu-satunya jaminan untuk<br />

transparansi <strong>dan</strong> tata pemerintahan yang baik <strong>dalam</strong><br />

penanganan konflik <strong>dan</strong> upaya pembangunan<br />

pascakonflik’. 2<br />

Pemikiran yang dijabarkan di bagian ini<br />

berlandaskan pada pertimbangan metodologis<br />

<strong>dan</strong> pengalaman lapangan International <strong>Media</strong><br />

Support (IMS) <strong>dan</strong> Institut Studi Arus<br />

1 ‘Mass <strong>Media</strong>: Fourth Estate’ (Mick Underwood,<br />

www.cultsock.ndirect.co.uk, Juni 2003).<br />

2 Seminar bertajuk Assistance to <strong>Media</strong> in Tension<br />

Areas and Conflict Situations: Conclusion of Seminar<br />

Discussions and Proposed Recommendations<br />

(SIDA/UNESCO, Vaxholm 25-27 Mei 2003).<br />

Informasi (ISAI) di bi<strong>dan</strong>g pengembangan<br />

media <strong>dan</strong> kebebasan berekspresi di daerahdaerah<br />

yang terkena dampak konflik. Sejumlah<br />

akademisi <strong>dan</strong> praktisi media telah diminta<br />

untuk memberi saran <strong>dan</strong> masukannya untuk<br />

laporan ini. 3<br />

1.1 <strong>Media</strong> <strong>dan</strong> Konflik: Analisis <strong>dan</strong><br />

Definisi<br />

Untuk bisa membantu media agar dapat<br />

secara efektif berperan <strong>dalam</strong> penanganan<br />

konflik, maka sangat penting untuk memahami<br />

dengan jelas akar sebab, pola kekerasan <strong>dan</strong><br />

dinamika konflik. Proses ini membutuhkan<br />

pendekatan yang rinci <strong>dan</strong> spesifik, yang<br />

idealnya akan menjadi landasan untuk<br />

pengkajian permasalahan-permasalahan<br />

tematis. Konflik sebaiknya dipan<strong>dan</strong>g sebagai<br />

sesuatu yang sirkular <strong>dan</strong> bukan linear, yang<br />

tahap-tahap prakonflik, se<strong>dan</strong>g konflik, <strong>dan</strong><br />

pascakonfliknya saling bertumpang tindih, <strong>dan</strong><br />

belum tentu mengikuti kaidah tertentu. Dengan<br />

demikian, secara teori konflik dapat saja<br />

bergerak dari tahap konflik terselubung ke<br />

tahap prakonflik atau ke tahap pascakonflik,<br />

<strong>dan</strong> seterusnya. 4<br />

3 Pustaka yang digunakan <strong>dalam</strong> menyusun bagian ini<br />

termasuk ‘Conflict Sensitive Journalism’ (IMS/<br />

IMPACS, Ross Howard, Maret 2003); ‘An<br />

Operational Framework for <strong>Media</strong> and Peacebuilding’<br />

(IMPACS, Ross Howard, Januari 2002); ‘Assistance<br />

to <strong>Media</strong> in Tension Areas and Conflict Situations’<br />

(SIDA/ UNESCO, Vaxholm Mei 2003); ‘Working<br />

with the <strong>Media</strong> in Conflicts and other Emergencies’<br />

(Conflict and Humanitarian Affairs Department and<br />

Social Development Department, DFID, September<br />

2000); ‘Special Report: Use and Abuse of <strong>Media</strong> in<br />

Vulnerable Societies’ (USIP, Special Report 110,<br />

Oktober 2003); ‘Reporting the World’ (Conflict &<br />

Peace Forums, Jake Lynch, 2002); ‘Using the <strong>Media</strong><br />

for Conflict Transformation: the Common Ground<br />

Experience’ (Berghof Handbook for Conflict<br />

Transformation, www.berghof-handbook.net, 2003).<br />

4 Michael Lund <strong>dalam</strong> karyanya yang berjudul ‘<strong>Media</strong><br />

as an Instrument for Managing Conflicts and Building<br />

Peace’ (Juni 2002) menulis bahwa konflik dapat<br />

dianggap sebagai sesuatu yang melewati berbagai<br />

tahapan: “Tahapan-tahapan tersebut biasanya meliputi<br />

berbagai aspek yang berlangsung pada saat yang<br />

bersamaan seperti perdamaian stabil sebagai kebalikan<br />

dari perdamaian tidak stabil; krisis yang ditingkahi<br />

ketegangan <strong>dan</strong> konfrontasi yang tinggi, <strong>dan</strong> macetnya<br />

mekanisme-mekanisme politik regional; peperangan,<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!