20.01.2015 Views

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

Peran Media dalam Pembangunan Perdamaian dan ... - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Media</strong> di Sulawesi Tengah, Maluku Utara <strong>dan</strong> Maluku<br />

naungan Yayasan Alchairaat. Ijin penggunaan<br />

fruekensi RAL keluar pada tahun 1994 <strong>dan</strong><br />

misinya adalah menyebarkan dakwah-dakwah<br />

Islam. Ketika mengudara pertama kali, RAL<br />

mengikuti program siar yang dimiliki oleh<br />

RAL yang ada di Manado. 24 Dalam<br />

perkembanganya, RAL mengelola program<br />

berita dengan menganbil Koran MAL sebagai<br />

sumber berita. RAL juga telah menjadi anggota<br />

jaringan KBR 68H Jakarta.<br />

Radio yang memiliki jangkauan terluas di<br />

Sulawesi Tengah adalah RRI Palu. Lembaga<br />

yang kini telah menjadi Perusahaan Jawatan<br />

(Perjan) ini melakukan ekspansi program<br />

dengan Programa 1 RRI, Programa 2 RRI, <strong>dan</strong><br />

Programa 3 RRI. Dalam pengoperasiannya,<br />

ketiga program RRI Palu menggunakan enam<br />

kanal frekuensi pada gelombang FM, AM, <strong>dan</strong><br />

SW. RRI Palu mendapat suplai berita (lokal)<br />

dari Bagian Pemberitaan <strong>dan</strong> mengemasnya<br />

sesuai segmentasi masing-masing program. 25<br />

Redaksi bagian pemberitaan bekerja hanya<br />

dengan tujuh mesin ketik usang, meskipun<br />

SDM memiliki kapasitas yang baik di bi<strong>dan</strong>g<br />

pemberitaan. Cakupan siaran RRI Palu<br />

mencakup segmen segala usia dengan<br />

jangkauan siar hingga lintas provinsi. Selama<br />

ini RRI Palu bekerjasama dengan departemen<br />

<strong>dan</strong> dinas-dinas di lingkungan pemerintah<br />

daerah <strong>dalam</strong> meliput berita. Kerjasama ini<br />

terutama dijalin dengan INFOKOM Pemda<br />

Tingkat I Provinsi Sulawesi Tengah berkaitan<br />

dengan masalah konflik Poso <strong>dan</strong> bencana<br />

alam.<br />

Salah satu radio yang berada di daerah<br />

konflik Poso adalah Bulava. Radio ini<br />

mengudara pertama kali pada tahun 1996 pada<br />

gelombang FM 100,2 MHz. Jangkauan siar<br />

Bulava mencakup seluruh Kota Poso. Seperti<br />

halnya radio swasta lainnya di Sulawesi<br />

Tengah, motivasi pendirian radio ini adalah<br />

bisnis <strong>dan</strong> sarana hiburan bagi masyarakat<br />

Kota Poso. Bulava mengelola program berita<br />

sendiri yang diberi nama 'Bulava Aktual' yang<br />

mengutip berita-berita media cetak lokal <strong>dan</strong><br />

nasional. Bulava belum memiliki jaringan<br />

dengan kantor berita atau radio berita. Pokja<br />

24 Ketua Yayasan Alchairaat, HS Saggaf Aldjufrie,<br />

banyak menginisiasi media termasuk RAL Palu <strong>dan</strong><br />

RAL Manado, yang berafiliasi dengan jaringan<br />

Alchairaat yang memiliki lebih dari 2.000 cabang di<br />

kawasan timur Indonesia.<br />

25 Lihat Lampiran 6 – Aspek <strong>Media</strong> Siaran di Sulawesi<br />

Tengah.<br />

RKP pernah bekerjasama dengan Bulava<br />

<strong>dalam</strong> menayangkan iklan-iklan layanan<br />

masyarakat bertema perdamaian untuk Poso.<br />

Radio swasta lain di Poso adalah Radio<br />

Pemerintah Daerah (RPD) yang merupakan<br />

radio milik Pemerintah Daerah Kabupaten<br />

Poso, Radio Bayangkara milik Polres Poso,<br />

Radio Narwastu, <strong>dan</strong> Radio Mayasprasta. 26<br />

3.2.5 Isi Pemberitaan <strong>Media</strong><br />

P4K (Pusat Penelitian <strong>Perdamaian</strong> <strong>dan</strong><br />

Pengelolaan Konflik) Universitas Tadulako<br />

(Untad) sudah melakukan penelitian tentang<br />

peran media <strong>dalam</strong> masa konflik yang mereka<br />

golongkan <strong>dalam</strong> tiga kategori: (1) media<br />

sebagai pemicu konflik, (2) media menutupi<br />

konflik, <strong>dan</strong> (3) media menyelesaikan konflik.<br />

Kesimpulan P4K adalah bahwa media umum<br />

seperti suratkabar <strong>dan</strong> radio sangat berpotensi<br />

menjadi pemicu konflik karena orientasinnya<br />

yang cenderung komersial <strong>dan</strong> rendahnya<br />

standar profesionalisme, se<strong>dan</strong>gkan media<br />

pemerintah ketika itu mengambil posisi untuk<br />

menutupi konflik.<br />

Saat kerusuhan demi kerusuhan terjadi di<br />

Poso, media (sebagian besar sukat kabar)<br />

secara tak sadar berperan <strong>dalam</strong> tindak<br />

kekerasan yang terjadi di Poso dengan menjadi<br />

corong dari pihak yang bertikai. 27 Sejumlah<br />

berita ataupun artikel menjadi acuan bagi<br />

banyak kalangan, terutama mereka yang<br />

bertikai. Pada saat yang bersamaan, pers di<br />

Indonesia tengah menikmati kebebasan.<br />

Pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur)<br />

memberikan kemudahan bagi pertumbuhan<br />

media tanpa ijin-ijin yang ketat. Suratkabar di<br />

Palu tumbuh bak jamur di musim hujan.<br />

Mereka berkompetisi di tengah konflik yang<br />

semakin sengit dengan orientasi bisnis <strong>dan</strong> atau<br />

melalui keberpihakan. Praktis media yang<br />

sebagian besar berbasis di Palu menjadi “media<br />

pernyataan”, yakni media yang mengutip<br />

mentah-mentah hasil wawancara dengan salah<br />

satu pihak. Terlebih lagi, unsur agama ikut<br />

mempengaruhi warna pemberitaan saat itu.<br />

Pada masa pasca konnflik, wajah<br />

pemberitaan Sulawesi Tengah mengalami<br />

26<br />

Selain Radio Bulava yang mengudara pada<br />

gelombang FM <strong>dan</strong> Radio Mayaprasta (AM), radio<br />

siaran lainnya di Poso belum memiliki izin legal<br />

frekuensi.<br />

27 Wawancara dengan Bapak Nasrun dari P4K Untad<br />

Sulawesi Tengah.<br />

20

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!