Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
internasional<br />
Ratusan warga<br />
pro-Rusia di Kota<br />
Luhansk berkumpul di<br />
luar markas kepolisian<br />
pekan lalu.<br />
Vasily Fedosenko/Reuters<br />
Bak rumah kartu, wilayah timur Ukraina<br />
“roboh” beruntun dengan sangat<br />
cepat. Pemerintah sementara di Kiev,<br />
yang baru berumur beberapa bulan,<br />
tak berkutik melawan “berandal-berandal” pro-<br />
Rusia di sejumlah kota di wilayah timur negeri<br />
itu.<br />
Sungguh ironis, presiden sementara Ukraina,<br />
Oleksandr Turchynov, yang disokong Amerika<br />
Serikat dan negara-negara Eropa, malah memberikan<br />
sinyal loyo. Turchynov seolah-olah<br />
telah mengerek bendera putih tinggi-tinggi,<br />
jauh sebelum pertempuran sebenarnya terjadi.<br />
Kepada para gubernur pelbagai provinsi di<br />
Ukraina, Turchynov mengeluh soal sejumlah<br />
prajurit Ukraina pro-Eropa yang membelot ke<br />
kubu seberang.<br />
“Terus terang, hari ini personel keamanan tak<br />
lagi sanggup mengendalikan situasi di Donetsk.<br />
Kota Luhansk juga cepat sekali jatuh,” kata<br />
Presiden Turchynov pada Rabu, 30 April lalu.<br />
Pemerintah di Kiev, menurut dia, praktis sudah<br />
kehilangan kendali atas wilayah timur Ukraina.<br />
Beberapa saat sebelumnya, aktivis dan milisi<br />
pro-Rusia di Kota Luhansk merebut dan menduduki<br />
sejumlah gedung pemerintah. Petugas<br />
keamanan setempat tak berdaya mempertahankannya.<br />
Hingga Kamis pekan lalu, hanya<br />
tinggal markas kepolisian Luhansk yang masih<br />
berada dalam kendali pihak Ukraina pro-Eropa.<br />
Sikap Presiden Turchynov yang helpless itu<br />
terang membuat pendukung mereka di Luhansk<br />
gundah, juga sekaligus berang. “Kami<br />
masih ada di sini. Kami tak menyerah, tapi<br />
Kiev sudah mengkhianati kami,” kata Tatiana<br />
Majalah detik 5 - 11 mei 2014