You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
sisi lain capres<br />
Ketua Dewan Perwakilan<br />
Rakyat Marzuki Alie tergolong<br />
orang yang menganggap apa<br />
saja secara serius. Bukan hanya<br />
yang terkait dengan pekerjaan, tapi juga<br />
dalam menghadapi persoalan di keluarga.<br />
Tak mengherankan jika pria kelahiran<br />
Palembang, Sumatera Selatan, ini dulu<br />
selalu “ditakuti” oleh para kekasih adikadiknya,<br />
yang kebanyakan perempuan.<br />
Suatu hari, pacar salah satu adik perempuannya<br />
ketika masih muda datang<br />
ke rumah untuk ngapel. Siapa saja laki-laki<br />
yang datang, jantungnya selalu berdebardebar<br />
jika mengetahui Marzuki ada di<br />
rumah. Sebabnya, Marzuki selalu ikut<br />
nimbrung dengan mereka yang tengah<br />
berpacaran. Hal ini diakui salah satu adik<br />
Marzuki.<br />
“Jelas takutlah. Baru tiga kali datang ke<br />
rumah, (pacar) sudah langsung ditanya,<br />
mau serius dengan adik saya atau tidak.<br />
Kalau serius, segera saja menikah,” kata<br />
sang adik mengenang masa mudanya<br />
saat menyambut Marzuki dan rombongan<br />
berkunjung ke rumah orang tua mereka<br />
di Palembang beberapa waktu lalu.<br />
Marzuki punya jawaban soal kebiasaannya<br />
itu. Pria yang kini berusia 58 tahun ini<br />
mengatakan tindakannya menanyakan<br />
kepada pacar adik-adiknya bukan bermaksud<br />
mengekang atau melarang adiknya<br />
berpacaran, melainkan melindungi<br />
mereka.<br />
“Saat itu isu pemerkosaan sedang<br />
marak di Palembang. Jadi saya sangat<br />
khawatir terhadap adik-adik saya, yang<br />
mayoritas perempuan,” ujar Marzuki saat<br />
itu seperti dituturkan stafnya, Ronald<br />
Tanamas.<br />
Keseriusan Marzuki ini juga terbawa<br />
meskipun ia sedang melempar canda.<br />
Kendati bermaksud melucu, Marzuki<br />
tetap memasang muka serius. Seperti<br />
saat berada di Bali setelah melakukan sosialisasi<br />
Undang-Undang Pertanian dan<br />
Ketahanan Pangan. Saat itu, salah satu<br />
kandidat calon presiden konvensi Partai<br />
Demokrat ini hendak kembali ke Jakarta.<br />
Setiba di Bandara, Marzuki sempat<br />
ditanya oleh stafnya apakah akan menggunakan<br />
jalur VIP atau jalur biasa. Wakil<br />
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini<br />
pun memilih jalur biasa. Alasannya, ia<br />
dan rombongan masih memiliki banyak<br />
waktu.<br />
Tapi, konsekuensinya, Marzuki dan rombongan,<br />
termasuk sang istri, Asmawati,<br />
harus ikut antre naik bus bersama puluhan<br />
penumpang lainnya untuk diantar ke pesawat.<br />
Hal ini membuat Marzuki dikomplain<br />
istrinya, mengapa tak memilih menggunakan<br />
mobil VIP supaya tidak perlu antre.<br />
Toh, fasilitas tersebut gratis.<br />
Mendengar pernyataan sang istri, Marzuki<br />
pun berkelakar. “Mama apa-apa maunya<br />
gratis saja. Nanti, sampai di pesawat,<br />
Mama duduk di sayap pesawat saja, pasti<br />
gratis. Di sana tidak dikenai biaya,” tutur<br />
Marzuki.<br />
Tentu saja, meski memasang raut<br />
muka serius, Marzuki tidak bermaksud<br />
serius menyuruh istrinya naik di sayap<br />
pesawat.n<br />
KUSTIAH<br />
Majalah detik 5 - 11 mei 2014