09.05.2014 Views

JIS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

impor gas<br />

Pembangunan pipa gas<br />

Arun di Belawan. Untuk<br />

kebutuhan dalam negeri,<br />

semula Indonesia hanya<br />

mengandalkan jaringan pipa<br />

sehingga gas tidak perlu<br />

diubah jadi LNG.<br />

antara<br />

dent Corporate Communication PT Pertamina,<br />

Ali Mundakir, mengatakan terminal penerima<br />

ini berkapasitas sekitar 3 juta ton gas per tahun.<br />

“Ini untuk memasok kebutuhan gas bagi sektor<br />

ketenagalistrikan dan industri,” katanya. Dari<br />

kapasitas sebesar itu, sekitar 800 ribu ton gas<br />

per tahun akan dipasok dari Amerika Serikat.<br />

Terminal ini tidak sepenuhnya dipasok dalam<br />

negeri karena Satuan Kerja Sementara Minyak<br />

dan Gas Bumi (SKK Migas) memang tidak berani<br />

memberi jatah terlalu banyak. Kepala SKK Migas,<br />

Johanes Widjonarko, menuding salah satu alasannya<br />

adalah dua terminal penerima itu tidak juga<br />

selesai. “Tidak mungkin dikasih banyak, tapi tidak<br />

bisa menerima,” katanya.<br />

Saat ini dua terminal impor ini belum selesai<br />

dibuat. Di Arun, terminal impor memanfaatkan<br />

terminal ekspor yang bertahun-tahun mengubah<br />

gas menjadi gas alam cair (LNG) untuk<br />

dikirim ke Jepang. Sedangkan di Cilacap sedang<br />

disiapkan terminal impor penerima gas terapung.<br />

Urusan terminal penerima gas ini memang<br />

ribet.<br />

Meski Indonesia kaya gas dan menjadi raja<br />

ekspor, untuk konsumsi dalam negeri malah dihambat<br />

urusan teknis. Sebelumnya, gas untuk<br />

konsumsi dalam negeri disalurkan dengan pipa.<br />

Tambang-tambang gas di Sumatera, misalnya,<br />

disalurkan ke Jawa lewat jalur-jalur pipa. Pipa<br />

Majalah detik 5 - 11 mei 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!