You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
kriminal<br />
(Kiri ke kanan): Kepala STIP<br />
Rudiana Mukhlis, Kepala<br />
BPSDM Perhubungan Santoso<br />
Eddy Wibowo, dan Kepala<br />
Puskom Kemenhub Barata,<br />
memberikan keterangan pers,<br />
Senin (28/4).<br />
Ari Saputra/detikFOTO<br />
dalam ruangan secara bergantian. Di sanalah<br />
mereka dipukuli di bagian perut, dada, dan ulu<br />
hati. “Para korban juga ditendang di perut, kaki,<br />
dan digampari,” tutur Rikwanto.<br />
Nah, saat dianiaya Angga, Fachry, dan Adnan,<br />
kata Rikwanto, Dimas sempat mengerang<br />
kesakitan. Tapi Fachry dan Adnan tetap memukulinya<br />
hingga ia terjatuh dan tak sadarkan diri.<br />
Para pelaku pun panik. Mereka lalu mencoba<br />
memberikan minyak angin supaya Dikita siuman,<br />
bahkan menciprati wajahnya dengan air.<br />
Namun ia tetap tak sadarkan diri hingga akhirnya<br />
meninggal dunia.<br />
Kepala STIP Rudiana Mukhlis, dalam jumpa<br />
pers di Kemenhub, Senin, 28 April lalu, menjelaskan,<br />
Dimas tak sadarkan diri pada Jumat<br />
malam, sekitar pukul 20.00 WIB.<br />
Baru tiga jam kemudian, sekitar pukul 23.00<br />
WIB, para seniornya membawanya ke Rumah<br />
Sakit Pelabuhan, Tanjung Priok. Kabar masuknya<br />
Dimas ke rumah sakit diketahui Supendi,<br />
perwira jaga STIP, pada Sabtu, sekitar pukul<br />
01.50 WIB. Saat itu, seorang warga bernama<br />
Yanto memberi tahu bahwa ada seorang taruna<br />
dilarikan ke rumah sakit.<br />
Supendi dan instruktur STIP, Marianto, lalu<br />
bergegas ke rumah sakit untuk mengecek kebenaran<br />
informasi tersebut. Setibanya di sana,<br />
ternyata sudah ada anggota Kepolisian Sektor<br />
Cilincing. Dari keterangan seorang taruna tingkat<br />
II, dipastikan korban sudah meninggal. Di<br />
tubuh dan wajah Dimas terdapat luka memar<br />
Majalah detik 5 - 11 mei 2014