Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
selingan<br />
lain yang mengangkut peralatan, paspornya tak<br />
sempat disita. “Mungkin pemerintah lupa atau<br />
enggak menganggap penting peran saya,” kata<br />
Dipo diiringi tawa.<br />
lll<br />
Pelibatan Koes Plus dalam kancah politik juga<br />
dilakukan rezim Orde Baru di awal kekuasaannya.<br />
Dalam Pemilu 1971, kata Dipo, Koes Plus<br />
menjadi ujung tombak kampanye<br />
Golkar (Golongan karya). Mulai<br />
dari Mei sampai Juni 1971, bersama<br />
para penyanyi dan pelawak, mereka<br />
berkeliling daerah.<br />
Orde Baru sendiri menyebut<br />
pemilu sebagai “pesta demokrasi”.<br />
Mungkin karena ada kata “pesta”,<br />
aspek hiburan menjadi lebih<br />
dominan ketimbang pesan-pesan<br />
politik. “Kami pentas sampai kabupaten-kabupaten<br />
di Bali, Lombok,<br />
Bima, Kupang, dan daerah lainnya,”<br />
ujar Dipo.<br />
Sebagai peserta pemilu pendatang<br />
baru, gaya kampanye yang<br />
dijalankan Golkar kala itu terbukti ampuh dan<br />
mampu mengungguli para pesaingnya, seperti<br />
PNI, Partai NU, Partai Muslimin Indonesia<br />
(Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII),<br />
Partai Persatuan Tarbiyah Islam (Perti), Partai<br />
Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik, dan<br />
Partai Murba.<br />
Semua artis top, pelawak, penari, dimonopoli<br />
sama Golkar lewat “Tim Kesenian Safari<br />
Golkar”. Namun, mulai pemilu kedua, menurut<br />
Yon, Tonny Koeswoyo sebagai pimpinan Koes<br />
Plus menolak turut serta dalam kampanye.<br />
Meski banyak pengurus Golkar yang membujuk<br />
dengan iming-iming bayaran yang lumayan,<br />
Tonny tetap pada pendiriannya. “Koes Plus<br />
milik semua lapisan masyarakat, enggak boleh<br />
dimonopoli salah satu pihak,” kata Yon, menirukan<br />
kalimat Tonny kala itu.<br />
Memasuki era reformasi, sikap para personel<br />
Koes Plus tak berubah meski Tonny telah lama<br />
tiada. Ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono<br />
berniat melibatkan para musikus Koes<br />
Plus yang tersisa, ternyata tawaran itu ditolak.<br />
Ajakan Yudhoyono itu disampaikan lewat Ishadi<br />
S.K.<br />
Majalah detik 5 - 11 mei 2014