You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
selingan<br />
ketika masa kampanye sudah selesai, he-hehe...,”<br />
kata Ais.<br />
Abadi Soesman, istri Tonny<br />
Koeswoyo, putra Nomo<br />
Koeswoyo, Ais Suhana, Ishadi,<br />
Rico Murry, Djon dan Yon<br />
Koeswoyo, serta Bens Leo.<br />
sudrajat/majalah detik<br />
“Pak SBY sejak taruna menggemari lagu-lagu<br />
Koes Plus. Dia ingin menghidupkan kembali<br />
kejayaan Koes Plus,” kata Ishadi.<br />
Hanya, ketika ia menyampaikan niat baik tersebut<br />
melalui Ais Suhana, yang pernah menjadi<br />
promotor sekaligus manajer Koes Plus, ternyata<br />
salah satu personelnya menolak. “Iya, Mas Yok<br />
akhirnya menyampaikan penolakan lewat SMS<br />
lll<br />
Sebelum Orde Baru, Presiden Sukarno sebagai<br />
Panglima Besar Revolusi pun rupanya<br />
pernah berniat menjadikan Koes Plus sebagai<br />
alat kontra-intelijen. Khususnya ketika Sukarno<br />
melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Sejak<br />
1961, Sukarno menganggap Malaysia sebagai<br />
boneka Inggris.<br />
Karena kebetulan anak-anak Koeswoyo yang<br />
tergabung ke dalam Koes Bersaudara gemar<br />
memainkan lagu-lagu milik The Beatles asal<br />
Liverpool, Inggris, Sukarno pun berniat memanfaatkan<br />
mereka. Setelah tampil di kediaman<br />
Kolonel Koesno di Jalan Djati Petamburan II<br />
A pada 24 Juni 1965, keesokan paginya mereka<br />
dijemput jaksa dan dijebloskan ke penjara di<br />
kawasan Glodok. Selama tiga bulan mereka<br />
mendekam di sana tanpa proses pengadilan.<br />
Orang tua mereka tentu amat terpukul.<br />
Mereka tak habis pikir dengan kebijakan semena-mena<br />
penguasa kala itu. “Bocah ora salah<br />
apa-apa kok dibui. Bung Karno kelewatan iki,”<br />
Majalah detik 5 - 11 mei 2014