09.05.2014 Views

JIS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

impor gas<br />

Hanung Budya (Atas),<br />

Ali Mundakir<br />

ANTARA | ari saputra | detik foto<br />

ini terentang di sekitar Jakarta, memasok kebutuhan<br />

gas untuk industri, pembangkit listrik,<br />

sampai sejumlah perumahan.<br />

Tapi, yang menjadi masalah, banyak tambang<br />

gas di Indonesia yang wilayahnya terpencil. Sangat<br />

sulit untuk dijangkau dengan pipa. Pilihan<br />

satu-satunya adalah mengirim dalam bentuk<br />

cair alias LNG. Cuma, mengubah gas menjadi<br />

LNG itu membutuhkan teknologi tinggi yang<br />

mahal.<br />

Untuk terminal pengiriman atau ekspor, yang<br />

mengubah gas menjadi cair, sejauh ini memang<br />

tidak masalah. Terminal ini menyatu dengan<br />

kompleks tambang gas. Kapal-kapal pembawa<br />

LNG biasa mengambil gas di Bontang, Arun,<br />

atau Tangguh untuk dikirim ke Jepang, Tiongkok,<br />

atau Korea.<br />

Tapi untuk terminal penerima atau impor—<br />

yang mengubah LNG menjadi gas kembali—<br />

posisi Indonesia berkebalikan. Indonesia tidak<br />

memilikinya. Akhirnya diputuskan membuat<br />

sejumlah terminal impor atau penerima LNG di<br />

sejumlah tempat Indonesia. Terminal ini, seperti<br />

di Arun, dimodifikasi dari terminal pengiriman.<br />

Namun terminal lainnya dibuat dalam bentuk<br />

terapung dan sering disebut dengan FSRU,<br />

singkatan dari jargon teknis floating storage and<br />

regasification unit. Terminal terapung pertama<br />

beroperasi sekitar setahun ini di Teluk Jakarta,<br />

dan sudah mendapat kontrak pengiriman gas<br />

selama 11 tahun dari lapangan gas di Bontang,<br />

Kalimantan Timur.<br />

Terminal terapung lain adalah milik PT Perusahaan<br />

Gas Negara. Terminal buatan Hyundai,<br />

Korea Selatan, ini sudah dalam pengiriman<br />

untuk ditempatkan di Lampung. Diperkirakan,<br />

pada Mei mendatang, terminal terapung ini sudah<br />

bisa ditambatkan di lepas pantai Lampung.<br />

Sedangkan di Banten masih dalam pembuatan.<br />

Selain soal hasil tambang gas yang telanjur<br />

dikontrak untuk dijual ke asing serta ketidakberanian<br />

SKK Migas menjatah terminal penerima<br />

dalam jumlah banyak, impor dilakukan karena<br />

harga di Amerika Serikat sangat murah.<br />

Harga gas di Amerika anjlok karena hadirnya<br />

shale gas, jenis gas yang semula susah<br />

ditambang tapi sekarang sudah bisa dan murah<br />

ditambang. Gas jenis ini, sejak 10 tahun lalu,<br />

banyak ditambang Amerika Serikat. Akibatnya,<br />

harga gas di sana anjlok gila-gilaan dan pasokan<br />

Majalah detik 5 - 11 mei 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!