Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
impor gas<br />
Surono (kiri), Johanes<br />
Widjonarko<br />
antara foto | Grandy | detik foto<br />
Harga gas pun anjlok di Amerika Serikat.<br />
Pada 2008, harga gas mencapai lebih dari US$<br />
12 per juta unit termal Inggris (BTU). Tapi, sejak<br />
2012, harganya di bawah US$ 3 per juta BTU.<br />
Kehadiran shale gas yang berlimpah dan murah<br />
ini membuat Souki gelisah. Mereka sudah<br />
membuat satu terminal impor tapi tidak bisa<br />
terpakai. Padahal, seperti dikutip New York<br />
Times, biaya untuk membuat terminal impor ini<br />
mencapai US$ 1,4 miliar (sekitar Rp 15 triliun).<br />
Harga saham, yang sempat mencapai US$ 40<br />
per lembar, anjlok menjadi hanya US$ 2 per<br />
lembar.<br />
Tapi Souki tidak patah semangat. Melihat<br />
shale gas yang berlimpah ruah, ia mendapat ide<br />
untuk mengubah terminal impor ini menjadi<br />
ekspor. Terminal gas untuk ekspor, atau impor,<br />
sangat mahal, tidak seperti untuk minyak.<br />
Di terminal ekspor, gas harus didinginkan<br />
sampai suhu minus 162 Celsius. Pada suhu ini,<br />
gas berubah menjadi cair, dan nama LNG—<br />
gas alam cair—muncul dari proses ini. Proses<br />
pengembunan ini dilakukan agar pengiriman<br />
dengan kapal lebih ringkas karena, dalam bentuk<br />
cair, volumenya sekitar 1/600 dibanding<br />
Majalah detik 5 - 11 mei 2014