13.07.2015 Views

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

e. FilariasisFilariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria,yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugiatimori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menularmelalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuhmanusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfesehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan dan organgenital.GAMBAR 3.58JUMLAH KUMULATIF KASUS KLINIS FILARIASISDI INDONESIA TAHUN 2005 – 2011Sumber: Ditjen PP&PL, Kemenkes RI, 2012Pada tahun 2011 dilaporkan jumlah kasus klinis filariasis secara kumulatifsebanyak 12.066 kasus yang tersebar di 401 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota di<strong>Ind</strong>onesia. Jumlah ini mengalami kenaikan dari tahun 2010 dengan 11.968 kasus,sehingga jumlah kasus baru yang ditemukan pada tahun 2011 sebanyak 97 kasus.Dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 55 kasus baru, jumlah kasus baru pada tahun2011 lebih tinggi. Peningkatan jumlah kasus klinis tersebut mungkin terjadi karenameningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas, kegiatan surveilans kasusfilariasis, dan advokasi serta sosialisasi filariasis.Provinsi Lampung, Jawa Timur dan Sulawesi Tengah, merupakan 3 (tiga)provinsi dengan jumlah penemuan kasus tertinggi. Sementara Kepulauan Riau, DIYogyakarta, Bali, Sulawesi Utara dan Maluku Utara merupakan provinsi denganjumlah kasus klinis filariasis kumulatif kurang dari 50 kasus. Untuk kelima provinsidengan jumlah kasus yang rendah tersebut belum tentu menggambarkan situasi yangsebenarnya, kemungkinan masih ada kasus lain yang belum dilaporkan sehingga masihperlu ditingkatkan penemuan kasus klinis filariasis di masyarakat.Pada tahun 2011 sebanyak 334 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota (67,2%)di <strong>Ind</strong>onesia merupakan endemis filariasis. Penentuan endemisitas kabupaten/kotatersebut didasarkan pada hasil survei darah jari dengan mikrofilaria ratenya (mf rate)>1%. Dari 334 kabupaten/kota endemis tersebut, dilaporkan sebanyak 9 kabupaten/kotatelah melaksanakan survei Stop POMP (Pemberian Obat Massal Pencegahan) filariasis,4 kabupaten/kota selesai melaksanakan POMP filariasis tahun kelima dan 98kabupaten/kota yang tersebar di 26 provinsi masih dalam proses pelaksanaan POMP90

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!