13.07.2015 Views

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

ISBN 978-602-235-106-1 351.770.212 Ind P - Departemen ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Ind</strong>onesia, masuk kategori sedang, dan 3 negara masuk kategori rendah. Bila dilihatdari peringkat di negara ASEAN pada tahun yang sama, Singapura merupakannegara dengan peringkat IPM tertinggi yaitu pada peringkat ke-26 dari 187 negara didunia, dan yang terendah adalah Myanmar dengan peringkat ke-149; sedangkan<strong>Ind</strong>onesia berada pada peringkat ke-124.IPM <strong>Ind</strong>onesia pada tahun 2011 sebesar 0,617. Bila dibandingkan dengantahun 2010, secara urutan negara <strong>Ind</strong>onesia mengalami penurunan (dari peringkatke-108 pada tahun 2010 menjadi peringkat ke-124 pada tahun 2011), namun secaranilai <strong>Ind</strong>onesia mengalami sedikit peningkatan (IPM 2010 adalah 0,600).Pada tahun 2011 di kawasan SEARO, dari 10 negara (Korea Utara tidak adadata), tidak ada negara yang memiliki IPM dengan kategori sangat tinggi dan tinggi,7 (tujuh) negara memiliki IPM dengan kategori sedang, dan 3 (tiga) negara yaituTimor Leste, Myanmar dan Nepal masuk dalam kategori rendah. Data IPM negaranegaradi kawasan ASEAN dan SEARO tahun 2010 - 2011 dapat dilihat padaLampiran 6.2.5. Gender Inequality <strong>Ind</strong>exGender-related Development <strong>Ind</strong>ex (GDI) dan Gender Empowerment Measure(GEM) pertama kali diperkenalkan dalam Human Development Report 1995 yangditerbitkan oleh UNDP. Pada awalnya, GDI dan GEM merupakan indikator utamauntuk mengukur ketidaksetaraan gender. GDI mengukur pembangunan suatunegara dan menilai pada ketidaksetaraan gender, sementara GEM mengukur aksesperempuan pada dunia politik, ekonomi dan dalam pengambilan keputusan. Namunbaik GDI maupun GEM masih belum dapat mengukur ketidaksetaraan genderkarena komponen yang digunakan adalah komponen yang sama dengan <strong>Ind</strong>eksPembangunan Manusia (IPM) atau Human Development <strong>Ind</strong>ex (HDI).Selanjutnya, UNDP memperkenalkan Gender Inequality <strong>Ind</strong>ex (GII) atau<strong>Ind</strong>eks Ketidaksetaraan Gender pada Human Development Report 2010. GIIdihasilkan dari 3 dimensi variabel, yaitu kesehatan reproduksi, pemberdayaan, danpartisipasi dalam lapangan pekerjaan.Dimensi kesehatan reproduksi terdiri dari AKI (Maternal MortalityRatio=MMR) dan AFR (Adolescent Fertility Rate). AKI merupakan alat ukur akseswanita terhadap layanan kesehatan, dan AFR menunjukkan tingkat kelahiran padausia dini. Rendahnya AKI mengimplikasikan bahwa ibu hamil sudah memiliki aksesuntuk mendapatkan layanan kesehatan yang tepat. Sementara tingginya AFR dapatmengakibatkan tingginya resiko kesehatan ibu dan bayi.Dimensi pemberdayaan perempuan dilihat dari variabel jumlah kursiperempuan dalam parlemen dan variabel tingkat pendidikan. Dengan jumlahperempuan yang berimbang dalam parlemen, keputusan yang dibuat dapat lebihmenyuarakan kepentingan perempuan. Sementara besarnya akses perempuan padapendidikan tinggi akan meningkatkan akses perempuan terhadap informasi danmemperluas peran dalam urusan publik. Tingginya akses perempuan terhadappendidikan akan membantu mengurangi AFR dan AKB.212

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!